Kuliah oleh : dr Djalalludin Sp.Pd
Bag. Ilmu Penyakit Dalam FK UNLAM/RSUD ULIN Banjarmasin
n Pengertian : penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi.
n Tersebar di seluruh dunia
n Insidensi tinggi tergantung berbagai faktor risiko.
n Insidensi di Indonesia 350-810/100000/tahun
n Kematian tetap tinggi oleh komplikasi
n Problem post kloramfenikol: relaps, resistensi, gambaran klinik insidious, komplikasi
Epidemiologi
n Seluruh dunia
n Paratifoid (10-30%)
n Cuaca berhubungan dengan penularan
n Tidak ada peran genetik
n Insidensi tinggi pada usia paruh baya
n Insidensi Laki dan perempuan tidak berbeda
Etiologi
n Pertama Ebert (1880) – erbethella typhosa
n William Bud (1886) Salmonella typhi
n Acard dan Besandi (1896) Salmonella paratyphi
n S typhi dan S paratyphi→ Salmonella group → enteric fever
n Paratyphoid→mild
n Basil Gram negatif
n Tidak berspora
n Diameter 2-4-1/2 nm
n Aerob, motil
n Mati pada air mendidih dalam 15 menit
n Di tempat kering mati dalam beberapa jam
n Dapat di kultur
n Bisa diidentifikasi reaksi antigen
n Antigen H, O dan Vi
Patogenesis
n Bakteri masuk melalui oral
n Bakteremia (24-72 jam) berkembang dimana saja, tu di sal cerna, lien, dan empedu
n Gejala klinik dipengaruhi oleh endotoksin
Pato-anatomi
n Fase Bakteremia – 7 hari – hati, empedu, lien, ginjal dan sumsum
n Plaques peyeri:
• Mg 1 inflamasi, hiperflasi
• Mg 2 nekrosis
• Mg 3 ulkus
• Mg 4 sembuh
n Empedu: sumber bakteria
n Pembesaran lien
Diagnosis
n Anamnesis: demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu demam menetap atau remiten pada minggu ke -2.
n Demam terutama sore atau malam hari
n Sakit kepala.
n Nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
Pemeriksaan fisik
n Febris, kesadaran berkabut, bradikardi relatif, lidah berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah, serta tremor) hepatomegali, splenomegali, nyeri abdomen, roseola(demam tinggi dan akhirnya disertai kemunculan rash berwarna merah muda di tubuh dan ekstrimitas, sering terjadi pada anak-anak).
Laboratorium
n Dapat ditemukan lekopeni, lekositosis, atau normal, aneosinofilia, limfopenia, peningkatan LED, anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi hati
n Kultur darah
n Peningkatan Widal≥ 4 kali
Gejala
n Demam
n Sakit kepala
n Anoreksia
n Menggigil
n Nyeri
n Mual
n Diare
n Obstipasi
n Nyeri perut
n Distensi
n delirium
Tanda
n Demam
n splenomegali
n Hepatomegali
n Toksemia
n Bradikardi relatif
n Obstipasi
n Distensi perut
n Roseolae
Manifestasi khusus
n Hepatitis Tifosa: memenuhi 3 dari kriteria Khosla (1990):
• Hepatomegali
• Ikterus
• Kelainan laboratorium (bil>30,6 µmol/l, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan indeks PT)
• kelainan histopatologi
n Tifoid karier: Ditemukan kuman S typhi dalam biakan feses atau urin seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada seseorang setelah 1 tahun paska infeksi
Diagnosis Banding
n Infeksi virus
n Malaria
Pemeriksaan Penunjang
n Darah perifer lengkap
n Test fungsi hati
n Serologi
n Kultur darah
Terapi
• Non farmakologi: tirah baring, makanan lunak rendah serat
• Farmakologi:
– Simtomatis
– Antimikroba
• Pilihan utama: kloramfenikol 4x500 mg
• Alternatif lain: Tiamfenikol ,Kotrimoksasol , Ampisilin, Fluorokuinolon: Norfloksasin, siprofloxasin, oflofloksasin, peflofloksasin, fleroksasin
Tifoid Kanker
• Tanpa kolelitiasis
– Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari
– Amoksilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari
– kotrimoksasol
• Dengan kolelitiasis
– Kolisistektomi + Ampisilin 100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari
– Kolisestektomi + amoksilin100 mg/kgBB/hari + probenesid 30 mg/kgBB/hari
– Kolisistektomi + siprofloksasin
– Kolisistektomi + norfloksasin
• Dengan infeksi Schistosoma haematobium pada traktus urinarius
– Prazikuantel 40 mg/kgBB dosis tunggal
– Metrifonat 7,5-10 mg/kgBB
Komplikasi
n Intestinal: perdarahan intestinal, perforasi usus, ileus paralitikus, pankretitis
n Ekstra intestinal:
• Kardiovaskuler
• Hematologi
• Paru
• Hepatobilier
• Ginjal
• Tulang
• Neuropsikiatri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar