Selasa, Maret 22, 2011

PARASOMNIA





Penelitian tentang tidur telah menunjukkan bahwa tidur tidak saja merupakan satu keadaan tidak sadar; tetapi sesungguhnya mengandung 2 jenis tidur yang berbeda:
1. Non-Rem Sleep (NREM): tidur dimana mata tidak bergerak dengan cepat.
2. REM Sleep: Tidur dimana mata bergerak dengan - cepat waktu mimpi. [1]

Parasomnia adalah mimpi yang hidup dan aktivitas fisik yang terjadi selama tidur.
Sejumlah gerakan diluar kesadaran dan tidak dapat diingat kembali, bisa terjadi selama tidur. Hal ini lebih sering terjadi pada anak-anak.
Sesaat sebelum tidur, hampir semua orang kadang mengalami sentakan tunggal, singkat dan diluar kesadaran pada seluruh tubuh.
Kadang mereka juga mengalami kelumpuhan tidur atau halusinasi ringan.

Selama tidur, secara normal orang kadang mengalami sentakan kaki; orang dewasa bisa mengalami gerakan periodik, mimpi buruk dan giginya mengatup dengan kuat.
Berjalan dalam keadaan tidur, teror malam dan mimpi buruk sering terjadi pada anak-anak dan membuat mereka ketakutan.
Kejang epileptik bisa terjadi pada usia berapa saja.[3]


Gangguan perilaku tidur REM

Perilaku Gangguan Tidur REM adalah tidur REM yang paling umum. Parasomnia di mana atonia otot tidak ada. Hal ini memungkinkan individu untuk bertindak keluar mimpi mereka dan dapat menyebabkan cedera berulang - memar, lecet dan patah tulang - untuk diri sendiri atau orang lain.
Pasien mungkin mengambil tindakan perlindungan diri sendiri oleh penarikan diri ke tempat tidur, menggunakan barikade bantal atau tidur di ruang kosong di kasur.
Secara demografis, 90% dari pasien RBD adalah laki-laki, dan kebanyakan lebih tua dari 50 tahun.
fitur klinis khas dari gangguan perilaku tidur REM adalah:

  • -Male gender predeliction
  • -Mean onset usia 50-65 tahun (kisaran 20-80 tahun)
  • -Fokalisasi, berteriak, bersumpah yang mungkin terkait dengan mimpi
  • -Motor aktivitas, sederhana atau kompleks, yang dapat mengakibatkan cedera pada pasien atau-mitra tidur
  • Kejadian biasanya di paruh kedua periode tidur (REM sleep)
  • -Mungkin terkait dengan penyakit neurodegenerative

RBD akut, sebagian besar terjadi sebagai akibat dari efek samping dalam obat antidepresan-biasanya diresepkan.
RBD kronis adalah idiopathic atau berhubungan dengan gangguan neurologis.
Ada asosiasi tumbuh RBD kronis dengan gangguan neurodegenerative - penyakit Parkinson, sistem atropi multiple (MSA) atau demensia - sebagai indikator awal dari kondisi ini sebanyak 10 tahun.
Pasien dengan narkolepsi juga lebih mungkin untuk mengembangkan RBD.


Catathrenia

Catathrenia, gerakan mata cepat tidur Parasomnia terdiri dari menahan nafas dan mengerang ekspirasi saat tidur, berbeda dari kedua somniloquy dan apnea tidur obstruktif.
Suara yang dihasilkan selama pernafasan sebagai lawan mendengkur yang terjadi selama inhalasi.
Hal ini biasanya tidak diketahui oleh orang yang memproduksi suara, tetapi bisa sangat mengganggu tidur mitra, meski sekali menyadari hal itu, penderita cenderung dibangunkan oleh rintihan mereka sendiri juga.
mitra Bed umumnya melaporkan mendengar orang mengambil napas dalam-dalam, tahan, lalu perlahan-lahan napas, sering dengan mencicit bernada tinggi atau suara merintih.[2]

Akatisia (kaki yang tidak bisa diam) merupakan kelainan yang relatif sering ditemukan, yang sering terjadi sesaat sebelum tertidur, terutama pada usia diatas 50 tahun.
Penderita akatisia, terutama ketika sedang mengalami stres, merasakan sensasi tidak nyaman yang samar-samar pada tungkainya, yang disertai dengan gerakan kaki spontan dan tak terkendali.
Penyebabnya tidak diketahui.
Benzodiazepin yang diminum sebelum tidur, kadang bisa mengurangi gejala yang terjadi.


Teror malam merupakan episode menakutkan, dimana penderita menjerit, memukul dan seringkali berjalan dalam tidurnya.
Episode ini biasanya timbul selama fase tidur non-REM.
Pemberian benzodiazepin (misalnya diazepam) bisa membantu meringankan gejala.


Mimpi buruk merupakan mimpi nyata yang menakutkan, yang bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa. Setelah mimpi, biasanya penderita akan terbangun secara tiba-tiba.
Mimpi buruk terjadi selama tidur REM dan lebih sering terjadi pada saat penderita mengalami stres, demam atau kelelahan yang luar biasa atau setelah minum alkohol.
Tidak ada pengobatan khusus.


Somnambulisme (berjalan sambil tidur) adalah berjalan dalam keadaan setengah sadar dan diluar kesadaran penderita.
Hal ini paling sering terjadi pada masa akhir kanak-kanak dan remaja.
Ketika berjalan sambil tidur, mulut penderita bergumam dan jika berjalan ke daerah yang berbahaya bisa mencelakakan dirinya.
Sebagian besar penderita tidak dapat mengingat bahwa dirinya pernah berjalan sambil tidur.

Penderita sebaiknya dituntun kembali ke tempat tidur dan lampu kamar tidur atau ruangan di sekitarnya sebaiknya dibiarkan menyala untuk mengurangi kecenderungan berjalan sambil tidur.
Membangungkan penderita dengan paksa bisa menimbulkan reaksi kemarahan dan sebaiknya hal ini tidak dilakukan.
Benda-benda yang berbahaya atau mudah pecah sebaiknya dijauhkan dari penderita dan jendela harus selalu tertutup dan terkunci.[3]




Source :

Tidak ada komentar: