Rabu, Maret 23, 2011

DIARE


Kuliah oleh : dr Djalalludin Sp.Pd
Bag Ilmu Penyakit Dalam FK UNLAM/RSUD ULIN Banjarmasin



Pendahuluan
n  Diare merupakan respon tubuh terhadap keadaan tidak normal.
n  Terapi kausal penting
n  Definisi: Diare akut atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekwensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan berlangsung kurang dari 2 minggu (Lebih dari 2 minggu masuk diare kronik).
n  Pada feses dapat dengan atau tanpa lendir, darah, atau pus.
n  Gejala ikutan dapat berupa mual, muntah, nyeri abdominal, mulas, tenesmus, demam dan tanda-tanda dehidrasi.  

Klasifikasi dan Patofisiologi
n  Lama diare: akut/kronik
n  Berat ringan
n  Etiologi:  infeksi, intoksikasi (poisoning), alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis.
n  Pendekatan Klinik:
          Inflamatory (proses invasion dan cytotoxin)
          Non inflammatory (adanya enterotoksin)
          Penetrating (demam disertai diare)

Diare Akut
Karakteristik Diare Akut

Epidemiologi
n  Gambaran klinis diare akut acapkali tidak spesifik.
n  Riwayat traveling (domestik atau internasional)
n  Kontak personal.
n  Adanya sangkaan food-borne transmisi dengan masa inkubasi yang pendek.
n  Jika tidak ada demam, menunjukkan adanya proses mekanisme enterotoksisn.
n  Sebaliknya, bila ada demam dan masa inkubasi yang lebih panjang, ini karakteristik suatu etiologi infeksi.

Etiologi Infeksi
Virus :
n  Rotavirus
n  Norwalk virus
n  Astrovirus
n  Adenovirus
n  Small bowel structured virus
n  Cytomegalovirus
Bakteri :
n  Enterotoxigenic E.coli (ETEC).
n  Enterophatogenic E.coli (EPEC).
n  Enteroaggregative E.coli (EAggEC).
n  Enteroinvasive E.coli (EIEC).
n  Enterohemorrhagic E.coli (EHEC).
n  Shigella spp.
n  Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni).
n  Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139.
n  Salmonella (non thypoid)
Protozoa
n  Giardia lamblia.
n  Entamoeba histolytica.
n  Cryptosporidium.
n  Microsporidium spp
n  Isospora belli
n  Cyclospora cayatanensis
Helminths :
n  Strongyloides stercoralis.
n  Schistosoma spp.
n  Capilaria philippinensis
n  Trichuris trichuria.

Diagnosis
n  Anamnesis
n  Fisik
n  Penunjang

Penentuan Derajat Dehidrasi
n  Klinis
n  BJ Plasma:
          Berat 1,032-1,040
          Sedang 1,028-1,032
          Ringan 1,025-1,028
n  CVP (N =4-11 cm H2O)

Derajat Dehidrasi
n  Ringan (hilang cairan 2-5 % BB)
n  Sedang (hilang cairan 5-8 % BB)
n  Berat  (hilang cairan 8-10 % BB)

Pemeriksaan Penunjang
n  feses rutin
n  kultur feses
n  Indikasi pemeriksaan kultur feses antara lain, diare berat, suhu tubuh > 38,50C, adanya darah dan/atau lender pada feses, ditemukan leukosit pada feses, laktoferin, dan diare persisten yang belum mendapat antibiotik.

Terapi
n  Kadang sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan.
n  Prinsip pengobatan adalah menghilangkan kausa diare dengan memberikan antimikroba yang sesuai dengan etiologi
n  Terapi supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang cukup atau dengan Oral Rehidration Solution (ORS).
n  Terapi simtomatik?

Tatalaksana
n  Rehidrasi
n  Diet
n  Obat anti diare?
n  Antimikroba

Pengelolaan
n  Keseimbangan cairan
n  Keseimbangan elektrolit
n  Makanan
n  Hati-hati pada pemberian anti diare
n  Sesuai penyebab
n  BJ Plasma
Kebutuhan cairan = BJ Plasma-1,025
 0,001
X BB X 4 ml
                                               
Daldiyono
Kebutuhan cairan= Skor X 10% X
                                        15
kgBBx 1 liter

Skor Daldiyono


klinis
skor
haus/muntah
1
sistolik 60-90 mmHg
1
sistolik< 60 mmHg
2
Nadi >120 x/menit
1
apati
1
somnolen, sopor atau koma
2
Nafas > 30x/menit
1
facies cholerica
2
vox cholerica
2
turgor kulit turun
1
washer woman's hand
1
ekstremitas dingin
1
sianosis
2
umur 50-60
1
umur > 60 tahun
2

n  2 jam rehidrasi sesuai jumlah kekurangan
n  1 jam berikutnya berikan sejumlah kehilangan cairan 2 jam. Bila skor kurang dari 3 bisa po
n  Jam berikutnya IWL dan tinja


Indikasi Pemberian Antibiotik
Pilihan Antibiotik
Demam (suhu oral >38,50C), bloody stools,leukosit, laktoferin, hemoccult, sindroma disentri
Kuinolon 3 – 5 hari
Kotrimoksazole 3 – 5 hari
Traveler’s diarrhea
Kuinolon 1 – 5 hari
Diare persisten (kemungkinan Giardiasis)
Tinidazole 1x 2 g 3 hari
Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari
Shigellosis
Kotrimoksazole selama 3 hari
Kuinolon selama 3 hari
Intestinal Salmonellosis
Kloramfenikol/Kotrimoksazole/Kuinolon selama 7 hari
Campylobacteriosis
Eritromisin selama 5 hari
Klaritromisin 4x250 mg 5 hari
EPEC
Terapi sebagai Febrile Dysentry
ETEC
Terapi sebagai Traveler’s diarrhea
EIEC
Terapi sebagai Shigellosis
EHEC
Peranan antibiotik belum jelas
Vibrio non kolera
Terapi sebagai febrile dysentery
Aeromonas diarrhea
Terapi sebagai febrile dysentery
Yersiniosis
Umumnya dapat di terapi sebagai febrile dysentri.Pada kasus berat : Ceftriaxon IV 1 g/6 jam selama 5 hari
Giardiasis
Atau Tinidazole 1x 2 g 3 hari atau
Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari.
Intestinal Amebiasis
Tinidazole 1x2 g (3 hari) pilihan 1
Metronidazole 3 x 750 mg 5 – 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps:
Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari
Cryptosporidiosis
Paromisin 3x500-1000mg (14 hari)
Azitromisin 1x500 mg (3 hari)
Untuk kasus berat atau immunocompromised :

Diare Kronik
n  Diare yang berlangsung lebih dari 15 hari
n  BAB> 3 x/hari
n  Berat tinja >250 gram
n  Tinja > encer

Penyebab
n  Kolitis
n  Crohn
n  Radiasi
n  AIDS
n  Bakteri,
n  cacing,
n  amuba,
n  giardia lamblia,
n  jamur
n  Intoleransi
n  Gastroktomi
n  Defisiensi laktase
n  Laksansia
n  Insufisiensi pankreas
n  Hipertiroid
n  DM
n  IBS
n  Mal absorbsi

Pemeriksaan
n  Anamnesis
n  Fisik
n  Laboratorium: darah, feses
n  Pemeriksaan lanjutan 

Tidak ada komentar: