Minggu, Juli 10, 2011

Sirkumsisi Pertamaku (Aih judul yang ambigu XD )



Hari ini begitu berkesan. Beside kesenangan yang udah aku cuap-cuapin waktu di Tabanio Pleihari di pantainya, kami actually ada acara sirkumsisi masal disana and then It’s really definitely my first circumcision. Jujur sebenarnya aku agak merasa bersalah disaat aku belum punya SIP atau ijin prakter yang legal sebagai seorang dokter, hanya berbekal sebagai seorang mahasiswa kedokteran dengan di backing oleh dokter kami melakukan sirkum, tapi yah berbekal profesionalitas (cieee bahasanya) aku ikut untuk belajar and yeah gawd, aku belajar, nonton video gimana cara sirkum (practically aku kan udah terbiasa juga sama  hal potong-memotong, bedanya kan yang aku potong biasanya punya orang yang udah meninggal alias cadaver waktu praktikum anatomi, kalo sekarang yang dipotong ‘titit’nya orang hidup, punyanya adik kecil lagi, kasian tau tapi emang harus ‘tega’ mo gimana lagi he…
Pas itu aku dapet sift 1 kelompok 1 ketua kelompok pula, alamak, dua orang adik tingkat yang ngasih ABM ini cuma senyum sumringah dengan berbisik “Ah ada kakak, kakak yang ngerjain ya.. “ gubrak deh!
“Aduh, oke oke” sok ngerti sok berpengalaman, eh ujung-ujungnya “Ada aja si …” *nyebutin nama temen seangkatan yang jadi pendamping di kelompok sebagai panitia dan sudah pernah ikut acara sirkum sirkuman …
Pas dikasih sama adik tingkat ABM nya, isinya gunting, klip, benang dan jarum (bukan buat jahit baju ya emangnya usaha konveksi) hal pertama yang aku tanya adalah “Udah direbus?”
Well …. STERILISASI ITU SANGAT PENTING SEKALI, TUHAN JIKA ADA YANG MEREMEHKAN INI MAKA SETENGAH KAKINYA SEPERTINYA BAKAL NYANGKUT DI API NERAKA, PLEASE, HAL BERISIKO NIH -_-“

Trus masuk ke sebuah kelas. Kebetulan yang dipake waktu itu adalah sebuah SD di Tabanio pleihari, enak deh SD nya di pinggir pantai pas istirahat sekolah bisa langsung main di pinggir pantai hehe.. Kembali mengamati TKP yang terdiri dari ABM (Alat bedah minor), kasa steril, kasa biasa, duk steril(?Au deh panitia), obat anastesi, jarum suntik beserta spuit, dan lain-lain yang dibutuhkan untuk pembedahan dan ‘pemotongan’ (gak nemu bahasa yang lebih halus nih).
Seorang anak muncul dengan wajah datar “poker face” boo … dan asle tu anak tangguh abis. Saat itu aku diminta kasih anastesi, berhasil sih but too (ceroboh apa sih bahasa inggrisnya) careless ketika itu aku menyuntikan tidak merata sehingga terlalu banyak disatu sisi, mukosanya membengkak (gak apa sih, bakal hilang juga saat obatnya nyebar, tapi rada kasian aja liat ‘titit’nya kembung), setelah sekitar 5 menit kemudian kami tes dan dia benar-benar sudah tidak merasa apapun yang dilakukan pada ‘titit’ nya. Namanya Mukti, aku sempet inform consent bentar ma ortunya, dia sekolah SD umurnya 7 tahun, anaknya pinter banget, diem aja, waktu ditanya pusingkah? Ngantukkah? Sakitkah? Dia cuma geleng-geleng, so lucky dia anak yang paling rileks diantara teman-temannya yang lain yang meraung-raung (bingung juga padahal kan dianastesi, antara anastesinya meleset atau emang anaknya yang parnoan, gak berasa sakit tapi tetep nangis, maklum anak kecil/maklum masih mahasiswa FK, entahlah). Lalu kami membersihkan smegma yang masih ada di ‘titit’nya, membuka foreskin nya supaya gak nempel lagi dari gland nya, trus di klep di arah jam 11 dan jam 1. Oke voila, selanjutnya aku mulai potong, klek. Sumpah tu anak rileks banget, gak gerak sama sekali, oke it’s not bad for the first time, meskipun agak berlebihan dengan anastesi (bukan berlebihan obat, cuma posisi aja ko yang bikin bengkak, hwe) sisanya berhasil berarti, kami *ralat* aku mulai potong preputiumnya dengan hati-hati. Dia diam, eh aku malah gugup liat tu anak diem aja, jangan-jangan tadi nyuntiknya kena pembuluh darah sampe dia ‘mabok’ tapi pas diajak ngobrol ditanya pusing apa gak, yah baik-baik aja. Thanks God!
Aku melanjutkan, sampai darah mulai mengucur. Panik nih disini.
Okay pelajaran yang aku dapat sampai situ, I’m not afraid with the cutting part, I’m nervous for bleeding part. Sebenarnya normal kan berdarah (gak berdarah itu yang tidak normal), gak sampe se bak mandi juga darahnya kali, dikit aja, cuma ya was-was kan, rasanya kok di selangkangan gue ngilu gitu liat ‘titit’nya dia berdarah (sorry aku gak konsisten dalam pemakaian ‘gue’ dan ‘aku. Lupakan!). Datanglah dokter, komentar beliau cuma, “Kerjain cepet, itu gak apa-apa perdarahan gitu, langsung potong aja” kata beliau. Tapi akhirnya beliau ikut mengambil langkah terakhir yaitu ‘merapikan’ hasil dari sirkum kami, setelah itu lah mulai yang gawat-gawat, si anak mulai merasakan sakit
“Ini sih pake Lidokain, bukan pehakain” errrr sebenarnya ada pehakain tapi takut ketinggian obatnya, tar ni anak fly lagi. Cuma dalam hati ini
“Memang di guideline lidokain, tapi sesuaikan keadaan, itu kan buat dokter, kalian sekali ngerjakan lama, kalo pake lidokain yah begini hasilnya, sunat belum selesai mereka sudah merasakan sakit” kata dokternya, aku angguk angguk paham. Baiklah, skill sirkum harus ditingkatkan nanti (sayang gak ada jual penis palsu buat latihan sunat siehhh).
Sisanya adalah mengikat perdarahan, lalu menjahitnya. Semua ketentuan sesuai dengan buku petunjuk, dokternya juga ngajarinnya sabar (makasih dok), masalahnya si Mukti ini mulai meraung, aku kasian juga liatnya, aku berdiri di deketnya sambil tiupin dan kipasin trus ngomong biar dia gak nangis lagi, trus yang lain bantuin buat iket dan jahit juga, dan setelah beberapa saat tangisan, selesai deng (jujur gue gak enak banget sama ortunya, mereka baik banget, gak marah liat anaknya digituin, aku aja merasa jahat sumpah deh T_T maaf, ini karena kami amatir). Si Mukti selesai dan surprise, dia yang pertama (atau kedua, entahlah) yang selesai, yang lain masih ngamuk dan meraung. Kami membersihkan TKP kami dan aku menuju meja TKP lain untuk berpartisipasi secara tidak langsung, “Mendiamkan anak-anak kecil yang tersiksa”
Meja tengah, seorang anak kecil hitem, tampang agak preman tapi nangisnya paling keras dari yang lain, dia keringatan, kepala dipegangin sama mamanya, dia memukul bahkan MENYUMPAH, sambil menyumpah bilang ‘bungul’ (is stupid in English) dan menghina dokter yang lagi jahit bekas sunatnya, okelah kalo kesakitan trus ngamuk, yang ajaib ya itu dia menampar, memberontak dengan kekerasan, dan menyumpah (he’s not a kid, dia preman yang lagi sunat heu…) tapi aku tetap membantu, aku tidak emosi sih mendengarnya cuma ketawa aja, sambil elus dahinya, ngomong ke dia, bantuin mamanya keringin keringat yang membasahi seluruh kepalanya (lebay nih bahasanya), dan selesai juga. Dia pasien sift 1 yang paling spektakuler kayaknya wkwk…
Trus meja selanjutnya, ada seorang anak, dia sebenarnya udah kelar disunat dan dijahit, cuma aku gak tahu ni apa operatornya lagi blank, atau gimana pas mau kelarin ada aja yang gak lengkap dimeja, jadi kesannya lama. Pas mau ditutup kasa eh malah bilang, mana kasanya tadi? Errrr … uh okay! At least penyunatan selesai dan tangisnya hanya tangis syok, sakitnya udah mulai kurang, aku udah lepas handscoon jadi ya cuma bisa bantu diemin di adek, gak bisa ikut kasih betadin, atau yang lain deh. Trus aku panggil si temen yang bertugas memberikan sarung *gratis buat adek yang pemberani, yay …. Dan obat yang diminum untuk membantu penyembuhan luka. Dan dia berhenti menangis, dia pake sarung dan turun, selesai. Aku berusaha tersenyum semanis mungkin pada sang orang tua, how could kalian tidak merasa marah. Aku masih merasa bersalah sampai sekarang atas kelalaian yang kami buat sekecil apapun, bahkan ketika itu hanya sekedar ‘lambat’ mengerjakan. Rasa sakit harusnya bisa diminimalisir.

Today is really fun dan banyak pelajaran yang kudapat. Aku mau mengucapkna terima kasih sebanyak-banyaknya pada mereka yang memberi kami kesempatan mempelajari sebuah skill dan aku juga meminta maaf atas kelalaian yang membuat mereka tidak nyaman, terutama si mukti, de meskipun kamu gak merasa sakit tapi ‘titit’mu sempet bengkak beberapa menit karena saya menyuntikan anastesi tidak merata. I feel very guilty T_T. Sisanya mereka asik aja, enjoy aja… Luar biasa mereka semua memang J
Thanks for today, kalian hebat adik adik … Aku mau sirkum lagi *ketagihan mode on XD, tapi tetep harus menghormati mereka yang telah berjasa percaya pada kita yang sebenarnya mungkin tak seahli yang mereka kira, mereka yang memberi kesempatan pada kita untuk belajar lebih dan menjadi lebih baik pasti …. Thanks J
Today is realllllyyyyyy fun dan sangat berkesan ^^

NB : Aduh bingung cari gambar yang pas, bukannya yang menggambarkan sirkumsisi malahan anak kecil (perempuan pula) lagi senyum. Ah begini saja, itu menggambarkan senyuman dari seorang gadis yang berjodoh dengan sianak yang lagi disunat dan dia bergumam "Alhamdulillah, calon suamiku sudah disunat" hahaha ...

NB II : Buat panitia, for the first time it's awesome. Ada banyak kekurangan tapi semuanya practically success, tapi lain kali perhatikan obat bius, sterilisasi dan saran teman-teman ya :) (you're guys cool, bukan bermaksud mengajari, mari kita belajar bersama ^^)

Tidak ada komentar: