Selasa, Januari 11, 2011

Kelainan pada Gelombang EKG


Tadi udah mudeng belum gimana alur baca EKG yang enak… tapi kalo udah expert, jangan terlalu baku ikutin yang itu karena pada kenyataanny nanti kita dituntut untuk mampu melihat kelainan itu hanya dalam kurun waktu beberapa menit (kalo bisa detik bahkan) …

Sekarang mari kita berbincang tentang kelainan pada gelombang tertentu pada EKG
Catatan : kalo bisa pelajari dulu kriteria gelombang normal di buku EKG ya
Kriteria :
-          Gelombang P, tinggi tidak lebih dari 2,5 kotak kecil dan panjangnya tidak lebih dari 3 kotak kecil
-          Segmen PR, normalnya datar, 3-5 kotak kecil
-          Kompleks QRS, Q boleh ada atau tidak ada, R wajib ada, dan S juga ada (kadang tidak adanya S tidak terlalu dipermasalahkan, mungkin bisa ditanyakan tu ke dosennya), paling panjang 2,5 kotak kecil, dengan tinggi tidak lebih dari 5 kotak besar
-          Segmen ST, panjang normalnya sekitar 3-4 kotak kecil dan isoelektris (kadang naik turun sedikit bisa dikompensasi asal tidak terlalu kentara)
-          Gelombang T, boleh positif boleh negative (asalkan menyesuaikan lokasi, ingat kan waktu aku bilang aVR negative, nah itu contoh dimana jika T negative masih dimaafkan, hehe), tingginya untuk sadapan perikordial kurang dari 10 kotak kecil, dan di ekstrimitas mestinya kurang dari 5 kotak kecil. Minimal tinggi 1 kotak kecil

Setelah memahami bentuk normalnya maka kita akan mempelajari yang kelainan :
1.       Gelombang P
Hanya ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada kelainan gelombang P, sebab karena P adalah depolarisasi atrium maka, kelainan P menunjukan kelainan atrium
Pertama Gelombang P yang terlalu tinggi dan cenderung seperti huruf T menandakan terjadi kelainan/hipertrofi atrium kanan, sedangkan jika P terlalu lebar dan terdapat gundukan yang membuatnya terlihat seperti huruf M maka terjadi kelainan/hipertrofi pada atrium kiri.

2.       Segmen PR
Kelainan yang mungkin terjadi adalah ketika segmen PR terlalu panjang. Hal itu menunjukan adanya block AV derajat 1. Namun jika segmen PR malah tidak terlihat itu kemungkinan karena HR yang terlalu cepat atau ada indikasi pada kelainan berupa Aritmia (Aritmia dibahas nanti, terpisah yoi …)

3.       Kompleks QRS
Kayak yang aku jelasin kemarin kan, ketika liat kompleks QRS, perhatikan Q, ada gak? Kalo gak ada ya ga masalah, tapi kalo ada, perhatikan, dalam apa gak, kelainan diindikasikan ketika Q terlalu dalam yang disebut Q patologis (biasanya sampai 5 kotak besar) mengindikasikan adanya infark miokard kronik atau lama. Lalu liat keadaan R, apakah normal, lurus, mengerucut tajam, ataukah malah seperti huruf M? yang disebut RSR’. Biasanya RSR’ menunjukan adanya blok pada daerah tertentu di jantung (yang akan dibahas di Aritmia nanti), atau apakah R terlalu tinggi, terlalu tinggi biasanya tanda2 hipertrofi pada ventrikel, ingat juga satu hal, R itu WAJIB ada, kalo ga ada sama artinya jantung ga kontraksi dong (catatan, hal ini tergantung juga pada lokasi sadapan, ada beberapa lokasi yang memang QRS negative, atau saking kecilnya aliran depolarisasi ventrikel yang masuk ke sadapan itu sehingga R hampir tidak terbaca, utamakan memandang di lead II). Selanjutnya adalah S, S biasanya berhubungan dengan Q, jadi keberadaan mereka berlawanan, semakin besar R semakin kecil S begitu pula sebaliknya, indikasi, terlalu tingginya S bisa saja indikasi hipertrofi, ini merupakan pembacaan kombinasi (sudah dibahas sebelumnya) jadi keadaannya juga tergantung pada bagian lain kompleks QRS, tidak hanya S.

4.       Segmen ST
Segmen ST kelainannya dapat berupa ketidak dataran segmen itu, bisa saja elevasi atau depresi yang biasanya indikasi ke arah iskemik atau infark akut. Terlalu panjangnya segmen ST biasanya karena efek Bradikardi.

5.       Gelombang T
Kelainan paling sering dari gelombang T adalah T iskemik, yaitu T yang cekung kebawah (diposisi seharusnya dia positif), hal ini mengindikasikan adanya infark miokard akut.

Setelah ini mari bahas yang lebih seru ….. ARITMIA J

Tidak ada komentar: