Hati adalah sebuah organ besar, padat, yang terletak berdempetan dengan dekat rongga badan di dalam perut sebelah atas kanan dan dilindungi seluruhnya oleh rangka iga. Hati mempunyai fungsi ganda: pertama, memproduksi dan mengalirkan empedu ke usus untuk pencernaan lemak dan kedua, mengolah makanan yang datang dari usus lewat vena porta, sampai ke bagian-bagian penting bagi metabolisme, di semua jaringan dan organ tubuh. Untuk hal itu ada empat sistem percabangan di seluruh hati. Pertama, kedua pembuluh darah masuk, yaitu pembuluh nadi hati yang berisi darah penuh zat asam dan vena porta dari usus yang berisi bahan makanan yang dua-duanya tentu bercabang di seluruh hati. Kemudian, dua sistem yang keluar: saluran-saluran kecil empedu dari seluruh hati yang bergabung menjadi sistem saluran empedu ke usus dan pembuluh balik hati ke pendarahan tubuh dengan nutrien untuk metabolisme dan asam arang yang akan dibersihkan di paru. Hati dibagi dalam berbagai bagian.
Hati mempunyai kemampuan istimewa untuk beregenerasi sesudah kehilangan jaringan atau terluka. Kehilangan jaringan oleh penyebab apapun juga, cukup cepat terkompensasi dan digantikan, tanpa meninggalkan bekas luka parut yang menyulitkan. Pada radang yang berlangsung lama, jaringan radang berubah menjadi jaringan ikat kaku yang mengisut, sehingga dapat mengakibatkan hilangnya fungsi yang serius. Keadaan ini, sesuai warnanya (kuning-jingga) disebut sirosis (kirrhos = jingga-kuning) merupakan salah satu dasar bagi kanker hati.
Di bawah istilah kanker hati, sekaligus dibicarakan kanker hati primer dan sekunder. Yang pertama, yang berpangkal dari sel-sel hati, disebut kanker sel hati (karsinoma hepatoseluler). Yang kedua terdiri atas sebuah kelompok metastasis yang berasal dari tumor induk dimanapun di dalam tubuh. Kita akan membahas terlebih dulu masalah kanker sel hati dan sesudah itu, beberapa ciri umum metastasis di hati.
Kanker sel hati
Kanker sel hati, adalah kanker hati ‘biasa’ yang terjadi di manapun di dunia, tetapi terjadi secara endemis pada penduduk asli di Cina, Asia Tenggara, dan negara-negara Afrika di sebelah Selatan Sahara. Di negara-negara ini, kanker berkembang khusus di hati yang terinfeksi hepatitis-B kronis. Insidens (frekuensi kejadian) di daerah endemis ini, tiga puluh per 100.000 penduduk per tahun, adalah sepuluh kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara risiko rendah, tempat dimana alkohol memegang peranan terpenting. Penggunaan alkohol secara intensif dan berlangsung lama di negara-negara Barat selalu merupakan penyebab penting dan sirosis hatidengan akibat meningkatnya insidens kanker hepatoselular yang tidak terhindarkan.
Kanker hati primer di daerah endemis sering berkembang cepat dan fatal. Inilah gambaran yang ditandai oleh penentuan diagnosis di dalam fase terminal. Semakin serius sirosis akibat hepatitits kronis, semakin besar risiko untuk berkembangnya karsinoma hepatoselular. Menurut Child keadaan ini dibagi tiga kelas (A, B, dan C) sesuai keseriusan penyakit, berdasarkan hasil pemeriksaan darah dan gambaran klinis. Di sini, Child C yang paling serius.
Penyaringan, terutama terarah pada penderita sirosis Child A, lewat pemeriksaan darah (a.l. penanda alfa-foetoprotein [AFP]) dan ekhografi dapat menghasilkan sejumlah kasus diagnosis dini.
Patologi
Tumor ini mempunyai banyak gambaran, bentuk, dan perluasan. Terkadang sumbemya terpencil, tetapi umumnya terdapat banyak tumor yang tersebar membaur di seluruh hati. Oleh karena itu, karsinoma hepatoselular sering berwujud sebagai proses multifokal. Suatu tumor terpencil tanpa gejala, dengan penampang kurang dari tiga sentimeter, sesudah tiga tahun mempunyai persentase ketahanan hidup sekitar lima puluh dan sesudah lima tahun sekitar sepuluh lebih. Metastasisnya terutama ke pare dan tulang.
Gambaran klinis
Biasanya makan waktu lama sebelum muncul keluhan dan gejala. Selama tumor masih dikelilingi jaringan hati tidak ada gejala. Baru apabila tumor tumbuh menembus kapsula hati, akan terasa nyeri. Nyeri akut terjadi karena perdarahan dan tumor. Sering, perut membengkak (busung) karena cairan (asites) yang disebabkan oleh pembendungan vena porta akibat sirosisnya. Pada stadium lebih lanjut, nafsu makan hilang dan dapat muncul ikterus (penyakit kuning) akibat bendungan saluran empedu. Keluhan sering didominasi oleh dekompensasi sirosisnya: bendungan dengan asites (busung) serius, perdarahan pembuluh balik kerongkongan yang terbendung, dan buruknya keadaan umum. Pada sirosis hati dengan peninggian kadar AFP dalam darah yang sumber tumornya berada di hati seperti ditunjukkan secara ekhogafis, hanya memerlukan pemeriksaan sitologis dan cairan pungsi tumor untuk membuktikan diagnosis karsinoma hepatoselular.
Penanganan
Sebelum penanganan dimulai, harus ada gambaran yang jelas mengenai keadaan umum penderita dan situasi setempat. Seringkali keparahan sirosis hati menentukan terapinya. Apabila fungsi hati sangat terganggu tidak ada terapinya. Juga, terbendungnya hati karena sirosisnya akan melumpuhkan setiap aktivitas kuratif. Batas terapi bedah juga terletak pada keadaan hati setempat dan perluasan tumornya. Penderita sirosis Child A, mungkin dapat dioperasi; tetapi operasi tidak lagi dapat dipertimbangkan pada Child C. Operasi dan tumor ini, hanya mungkin, apabila masih terbatas sampai satu atau dua baga. Operasi sudah tidak mungkin dilakukan apabila ada beberapa tumor di dalam lebih dan dua bagian, tumor sudah meluas ke organ-organ sekitarnya, ada metastasis (sering di paru atau tulang), tumor bertumbuh masuk ke saluran empedu dan/atau ke pembuluh darah masuk dan keluar.
Sebagai tindakan paliatif, dapat dipertimbangkan embolisasi dari pembuluh nadi yang memberi makan tumor, pemberian sitostastika intra-arterial atau perfusi terisolasi dengan sitostatika pada hati. Transplantasi hidup sangat jarang dipertimbangkan. Penyinaran dan terapi sistemis juga hanya dimungkinkan secara terbatas, sehubungan dengan kemungkinan morbiditas hati. Prognosisnya buruk. Hanya reseksi parsial yang dilakukan pada tumor ganas terlokalisasi pada hati yang cukup sehat, memberikan kemungkinan penyembuhan. Persentase kekambuhan sesudah reseksi kuratif hampir 60%.
Metastasis hati
Metastasis di hati, pertama-tama merupakan semaian dari semua jenis kanker di dalam saluran pencemaan makanan yang masuk lewat vena porta. Selanjutnya, datang dari tumor induk organ-organ lainnya, seperti dari jalan udara (terutama dari kanker paru), saluran kemih (seperti ginjal, prostat dan kandung kemih), organ kelamin, payudara, melanoma, dan tulang. Jadi tumor-tumor ini, bukan kanker hati, melainkan metastasis dad tumor ganas lain, dengan semua ciri kanker induknya.
Gejala klinis pada metastasis luas di had adalah keadaan umum yang lemah, panas, kehilangan nafsu makan, demam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, dan kehilangan gairah hidup. Sekali-sekali, reseksi dapat dilakukan apabila menyangkut tumor dalam jumlah kecil tanpa ada penyebaran di tempat lain. Nyeri karena pertumbuhan masuk dari metastasis ke kapsula hati dapat ditangani secara paliatif dengan penyinaran. Pemberian sitostatika secara intra-arterial juga dapat memberikan efek paliatif. Untuk metastasis terisolir dari tumor induk yang penanganannya bersifat kuratif, dapat dipertimbangkan untuk melakukan reseksi. Hal ini menyangkut kemungkinan untuk mencoba mencapai penyembuhan.
HEPATOMA
Penyebab kanker hati primer (hepatoma) belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan bersifat turunan pada anak-anak, dan pada orang dewasa kernungkinanannya karena pengaruh lingkungan yang bersifat karsinogen. Selain itu ada beberapa faktor risiko yang diduga sebagai pemacu hepatoma, antara lain :
- penderita sirosis hati clan penyakit hat, degenaratif,
- Vino hepatitis B (hepatitis khnonis),
- Perninum alkohol,
- Aflatoksin (makanan yang ditumbubi jamur Aspergillus flaws yang menghasilkan arlatoksin),
- Infeksi cacing hati (Clonorchis sinensis).
Berikut gejala atau simtom yang ditImbulkan kanker hati.
- Lemah, tidak nafsu makan, kehilangan berat badan, dan demam. Adanya massa sebelah kanan atas perut.
- Kulit berwarna kuning dan pembentukan cairan di rongga perut. Adanya suara abnormal seperti gesekan sewaktu periksa dengan stetoskop (apabila hati telah membesar).
- Buang air besar berwarna kehitam-hitaman, urin berwarna seperti teh.
- Tangan dan kaki membengkak.
Biasanya, kanker hati agak susah diketahui pada tingkat permulaan (mulai terdiagnosis pada tingkat lanjut) sehingga sulit diatasi walaupun melalui operasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala pada orang yang mempunyai risiko tinggi.
Kanker hati merupakan jenis kanker yang sangat sulit diobati, Oleh karena lakukan langkah pencegahan sedini mungkin. Berikut beberapa langkah pencegahan.
- Menghindari minuman beralkohol.
- Menghindari makanan becamur.
- melakukan vaksinasi hepatitis, terutama hepatitis B.
Biasanya makan waktu lama sebelum muncul keluhan dan gejala. Selama tumor masih dikelilingi jaringan hati tidak ada gejala. Baru apabila tumor tumbuh menembus kapsula hati, akan terasa nyeri. Nyeri akut terjadi karena perdarahan dan tumor. Sering, perut membengkak (busung) karena cairan (asites) yang disebabkan oleh pembendungan vena porta akibat sirosisnya. Pada stadium lebih lanjut, nafsu makan hilang dan dapat muncul ikterus (penyakit kuning) akibat bendungan saluran empedu. Keluhan sering didominasi oleh dekompensasi sirosisnya: bendungan dengan asites (busung) serius, perdarahan pembuluh balik kerongkongan yang terbendung, dan buruknya keadaan umum. Pada sirosis hati dengan peninggian kadar AFP dalam darah yang sumber tumornya berada di hati seperti ditunjukkan secara ekhogafis, hanya memerlukan pemeriksaan sitologis dan cairan pungsi tumor untuk membuktikan diagnosis karsinoma hepatoselular.
Penanganan
Sebelum penanganan dimulai, harus ada gambaran yang jelas mengenai keadaan umum penderita dan situasi setempat. Seringkali keparahan sirosis hati menentukan terapinya. Apabila fungsi hati sangat terganggu tidak ada terapinya. Juga, terbendungnya hati karena sirosisnya akan melumpuhkan setiap aktivitas kuratif. Batas terapi bedah juga terletak pada keadaan hati setempat dan perluasan tumornya. Penderita sirosis Child A, mungkin dapat dioperasi; tetapi operasi tidak lagi dapat dipertimbangkan pada Child C. Operasi dan tumor ini, hanya mungkin, apabila masih terbatas sampai satu atau dua baga. Operasi sudah tidak mungkin dilakukan apabila ada beberapa tumor di dalam lebih dan dua bagian, tumor sudah meluas ke organ-organ sekitarnya, ada metastasis (sering di paru atau tulang), tumor bertumbuh masuk ke saluran empedu dan/atau ke pembuluh darah masuk dan keluar.
Sebagai tindakan paliatif, dapat dipertimbangkan embolisasi dari pembuluh nadi yang memberi makan tumor, pemberian sitostastika intra-arterial atau perfusi terisolasi dengan sitostatika pada hati. Transplantasi hidup sangat jarang dipertimbangkan. Penyinaran dan terapi sistemis juga hanya dimungkinkan secara terbatas, sehubungan dengan kemungkinan morbiditas hati. Prognosisnya buruk. Hanya reseksi parsial yang dilakukan pada tumor ganas terlokalisasi pada hati yang cukup sehat, memberikan kemungkinan penyembuhan. Persentase kekambuhan sesudah reseksi kuratif hampir 60%.
Metastasis hati
Metastasis di hati, pertama-tama merupakan semaian dari semua jenis kanker di dalam saluran pencemaan makanan yang masuk lewat vena porta. Selanjutnya, datang dari tumor induk organ-organ lainnya, seperti dari jalan udara (terutama dari kanker paru), saluran kemih (seperti ginjal, prostat dan kandung kemih), organ kelamin, payudara, melanoma, dan tulang. Jadi tumor-tumor ini, bukan kanker hati, melainkan metastasis dad tumor ganas lain, dengan semua ciri kanker induknya.
Gejala klinis pada metastasis luas di had adalah keadaan umum yang lemah, panas, kehilangan nafsu makan, demam yang tidak dapat dijelaskan sebabnya, dan kehilangan gairah hidup. Sekali-sekali, reseksi dapat dilakukan apabila menyangkut tumor dalam jumlah kecil tanpa ada penyebaran di tempat lain. Nyeri karena pertumbuhan masuk dari metastasis ke kapsula hati dapat ditangani secara paliatif dengan penyinaran. Pemberian sitostatika secara intra-arterial juga dapat memberikan efek paliatif. Untuk metastasis terisolir dari tumor induk yang penanganannya bersifat kuratif, dapat dipertimbangkan untuk melakukan reseksi. Hal ini menyangkut kemungkinan untuk mencoba mencapai penyembuhan.
HEPATOMA
Penyebab kanker hati primer (hepatoma) belum diketahui secara pasti, tetapi kemungkinan bersifat turunan pada anak-anak, dan pada orang dewasa kernungkinanannya karena pengaruh lingkungan yang bersifat karsinogen. Selain itu ada beberapa faktor risiko yang diduga sebagai pemacu hepatoma, antara lain :
- penderita sirosis hati clan penyakit hat, degenaratif,
- Vino hepatitis B (hepatitis khnonis),
- Perninum alkohol,
- Aflatoksin (makanan yang ditumbubi jamur Aspergillus flaws yang menghasilkan arlatoksin),
- Infeksi cacing hati (Clonorchis sinensis).
Berikut gejala atau simtom yang ditImbulkan kanker hati.
- Lemah, tidak nafsu makan, kehilangan berat badan, dan demam. Adanya massa sebelah kanan atas perut.
- Kulit berwarna kuning dan pembentukan cairan di rongga perut. Adanya suara abnormal seperti gesekan sewaktu periksa dengan stetoskop (apabila hati telah membesar).
- Buang air besar berwarna kehitam-hitaman, urin berwarna seperti teh.
- Tangan dan kaki membengkak.
Biasanya, kanker hati agak susah diketahui pada tingkat permulaan (mulai terdiagnosis pada tingkat lanjut) sehingga sulit diatasi walaupun melalui operasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan secara berkala pada orang yang mempunyai risiko tinggi.
Kanker hati merupakan jenis kanker yang sangat sulit diobati, Oleh karena lakukan langkah pencegahan sedini mungkin. Berikut beberapa langkah pencegahan.
- Menghindari minuman beralkohol.
- Menghindari makanan becamur.
- melakukan vaksinasi hepatitis, terutama hepatitis B.
Patologi Hepatoma
Kanker hati disebabkan oleh adanya tumor ganas di dalam hati. Tumor ini dapat tumbuh pertama kali di hati (kanker primer) atau sebaran (penularan) dari tempat lain (kanker sekunder).
Tumor primer ada 2 macam, yaitu Hepatoma atau karsinoma hepatoselular, yang tumbuh di dalam sel hati dan Kolangiokarsinoma, yang tumbuh dari sel-sel dinding saluran empedu.
Hepatoma erat kaitannva dengan sakit hati yang disebut sebagai Hepatitis B, yang banyak terdapat di Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Hepatoma lazimnya merupakan komplikasi dari sirosis hati.
Kanker hati sekunder lazimnya berasal dari sebaran kanker yang menyerang lambung, pankreas, usus besar. Tumor primernya barangkali kecil saja dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa.
Tanda yang kerap menyertai kanker hati adalah menurunnya berat badan, kehilangan nafsu makan, dan badan lemah. Tidak jarang timbul rasa sakit di rongga perut bagian atas. Dan tahap lanjut dari penyakit ini ditandai dengan sakit kuning (hepatitis) dan adanya banyak cairan dalam rongga perut (asites).
Umumnya, hepatoma tidak menyebar ke mana-mana dalam waktu lama. Bila penderita tidak mengalami sirosis hati, maka pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tumor dan penderita dapat sembuh dengan sempurna.
Penderita kanker hati sekunder tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan terapi Self Healing atau obat dan herbal antikanker, pertumbuhan penyakit tersebut dapat dihambat.
Pada pemeriksaan patologi makroskopik, dua pertiga kasus berbentuk multinodular dan sebagian besar dari persentase ini akan terjadi dalam populasi sirosis. Dua puluh lima sampai 30 persen pasien akan tampil dengan lesi tunggal besar disertai satelitosis, dan kurang dari 4 persen akan tampil dengan jenis berkapsul, yang biasanya mempunyai prognosis lebih baik. Secara mikroskopik, hepatosit abnormal bervariasi dari sel berdiferensiasi baik yang sulit dibedakan dari lesi hiperplastik nodular fokal jinak dan adenoma jinak sampai jenis histologi yang berdiferensiasi buruk.
Bentuk trabekula karsinoma hepatoselular merupakan jenis histologi terlazim. Sel ini menyerupai epitel lempengan hati normal. Di pusat trabekulum, lumen menyerupai kanalikulus biliaris, dengan kadang-kadang ada sumbatan empedu. Ada mitosis menonjol dan stroma intrasel yang sangat sedikit. Lesi anaplastik sulit dibedakan dari tumor metastatik lebih anasplastik yang ditemukan dalam hati. Karsinoma hepatoselular adalah tumor sangat agresif dan lesi terbatas pada hati dalam hanya 11 persen pasien sewaktu didiagnosis.
Varian ribrolamelar hepatoma mempunyai prognosis lebih baik. Varian ini secara histologi ditandai oleh berkas kolagen sejajar di antara hepatosit besar dan normal dengan mitosis jarang, yang menggambarkan tumor kurang agresif. Dilaporkan hepatoma responsif terhadap androgen. Pada pasien yang berusia kurang dari 35 tahun, 43 persen hepatoma adalah varian onkositik fibrolamelar Jenis histologi hepatoma ini lebih sering dapat direseksi dengan 5 dari 10 pasien hidup tanpa penyakit 1,5 sampai 8 tahun pascabedah.
--------
take from : fkunhas.com
source :
Kanker, Apakahitu? Oleh Prof. Dr. Wim. de Jong
Buku Ajar Bedah Oleh David C. Sabiston
Terapi Pengobatan Tumor – Kanker Oleh Sri Haryanto S. Nugroho
Atasi Kanker dengan Tanaman Obat Oleh Hembing Wijayakusuma
Tumor primer ada 2 macam, yaitu Hepatoma atau karsinoma hepatoselular, yang tumbuh di dalam sel hati dan Kolangiokarsinoma, yang tumbuh dari sel-sel dinding saluran empedu.
Hepatoma erat kaitannva dengan sakit hati yang disebut sebagai Hepatitis B, yang banyak terdapat di Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Hepatoma lazimnya merupakan komplikasi dari sirosis hati.
Kanker hati sekunder lazimnya berasal dari sebaran kanker yang menyerang lambung, pankreas, usus besar. Tumor primernya barangkali kecil saja dan tidak menimbulkan keluhan apa-apa.
Tanda yang kerap menyertai kanker hati adalah menurunnya berat badan, kehilangan nafsu makan, dan badan lemah. Tidak jarang timbul rasa sakit di rongga perut bagian atas. Dan tahap lanjut dari penyakit ini ditandai dengan sakit kuning (hepatitis) dan adanya banyak cairan dalam rongga perut (asites).
Umumnya, hepatoma tidak menyebar ke mana-mana dalam waktu lama. Bila penderita tidak mengalami sirosis hati, maka pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tumor dan penderita dapat sembuh dengan sempurna.
Penderita kanker hati sekunder tidak dapat disembuhkan, tetapi dengan terapi Self Healing atau obat dan herbal antikanker, pertumbuhan penyakit tersebut dapat dihambat.
Pada pemeriksaan patologi makroskopik, dua pertiga kasus berbentuk multinodular dan sebagian besar dari persentase ini akan terjadi dalam populasi sirosis. Dua puluh lima sampai 30 persen pasien akan tampil dengan lesi tunggal besar disertai satelitosis, dan kurang dari 4 persen akan tampil dengan jenis berkapsul, yang biasanya mempunyai prognosis lebih baik. Secara mikroskopik, hepatosit abnormal bervariasi dari sel berdiferensiasi baik yang sulit dibedakan dari lesi hiperplastik nodular fokal jinak dan adenoma jinak sampai jenis histologi yang berdiferensiasi buruk.
Bentuk trabekula karsinoma hepatoselular merupakan jenis histologi terlazim. Sel ini menyerupai epitel lempengan hati normal. Di pusat trabekulum, lumen menyerupai kanalikulus biliaris, dengan kadang-kadang ada sumbatan empedu. Ada mitosis menonjol dan stroma intrasel yang sangat sedikit. Lesi anaplastik sulit dibedakan dari tumor metastatik lebih anasplastik yang ditemukan dalam hati. Karsinoma hepatoselular adalah tumor sangat agresif dan lesi terbatas pada hati dalam hanya 11 persen pasien sewaktu didiagnosis.
Varian ribrolamelar hepatoma mempunyai prognosis lebih baik. Varian ini secara histologi ditandai oleh berkas kolagen sejajar di antara hepatosit besar dan normal dengan mitosis jarang, yang menggambarkan tumor kurang agresif. Dilaporkan hepatoma responsif terhadap androgen. Pada pasien yang berusia kurang dari 35 tahun, 43 persen hepatoma adalah varian onkositik fibrolamelar Jenis histologi hepatoma ini lebih sering dapat direseksi dengan 5 dari 10 pasien hidup tanpa penyakit 1,5 sampai 8 tahun pascabedah.
--------
take from : fkunhas.com
source :
Kanker, Apakahitu? Oleh Prof. Dr. Wim. de Jong
Buku Ajar Bedah Oleh David C. Sabiston
Terapi Pengobatan Tumor – Kanker Oleh Sri Haryanto S. Nugroho
Atasi Kanker dengan Tanaman Obat Oleh Hembing Wijayakusuma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar