Senin, Februari 14, 2011

Blok 12 Keluhan Digesti Skenario 2 = Nyeri Ulu Hati

Blok 12 Keluhan Digesti Skenario 2 = Nyeri ulu hatiku
Seorang wanita, mahasisiwi, usia 20 th, datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 3 hari yang lalu. Nyeri terasa menusuk di perut bagian atas, disertai mual dan muntah. Muntah berisi cairan dan makanan. Tidak ada demam, BAB normal. Sudah minum antasida tapi keluhan belum berkurang. 1 tahun yang lalu pernah diopname karena keluhan yang sama. Pasien sering mengalami keluhan yang sama dalam setahun belakangan ini, terutama jika terlambat makan. Keluhan lain disangkal.

Kata kunci : nyeri ulu hati, muntah

IDENTIFIKASI ISTILAH
Nyeri ulu hati = perasaan sakit atau nyeri menusuk pada epigastrium, rasa sakit dapat mengindikasikan sumber sebuah penyakit atau sebuah nyeri alih dari penyakit di suatu tempat

Mual = adalah salah satu pertanda seseorang akan muntah, tapi belum tentu orang mual pasti akan muntah setelahnya, mual bisa dikarenakan ada penyakit terutama di GI tract, atau juga karena hormon, atau psikologis.

Antasida = Obat yang bersifat basa, berfungsi menetralisir asam terutama digunakan pada penderita gastritis dengan peningkatan asam lambung tinggi

Daftar masalah :
1.        Mengapa terjadi nyeri ulu hati?
2.        Mengapa disertai mual dan muntah?
3.        Mengapa keluhan tidak berkurang meski dengan pemakaian antasida?
4.        Mengapa keluhan muncul saat pasien terlambat makan?
5.        Faktor risiko dan factor yang mempengaruhi tingkat keparahan penyakit?
6.        Cairan apa dan bagaimana bentuk makanan yang dimuntahkan oleh pasien?
7.        Hubungan penyakit ini dengan ada tidaknya demam dan kelaianan pada BAB?
8.        Mengapa nyeri yang dirasakan terasa di perut atas?
9.        Hubungan penyakit ini dengan riwayat penyakitnya yang dahulu?
10.     Etiologi
11.     Patifisiologi
12.     Klasifikasi penyakit
13.     Manifestasi Klinik
14.     Pemeriksaan fisik, dan penunjang
15.     Diagnosis banding dan pasti dari penyakit
16.     Pertolongan pertama sebelum ke dokter atau mendapat perawatan lanjutan
17.     Tatalaksana
18.     Mekanisme kerja obat
19.     Prognosis
20.     Penyulit
21.     Komplikasi
22.     Apakah sama gejala yang muncul jika terjadi pada anak atau orang lanjut usia?
23.     Pencegahan
24.     Epidemiologi

Identifikasi masalah
1.        Nyeri ulu hati atau pirosis pada umumnya terjadi Karen refluks dari asam lambung atau secret empedu ke esophagus yang menyebabkan mukosa esophagus terisitasi.

2.        Penyebab muntah bisa karena 1). Penyakit infeksi atau radang di saluran pencernaan atau di pusat keseimbangan, 2). Penyakit-penyakit karena gangguan metabolisme seperti kelainan metabolisme karbohidrat (galaktosemia dan sebagainya), kelainan metabolisme asam amino/asam organic (misalnya gangguan siklus urea dan fenilketonuria), 3). Gangguan pada system syaraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis), maupun karena keracunan (misalnya keracunan syaraf oleh asiodosis dan hasil samping metabolisme lainnya), juga karena 4). Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak-anak yang sedang mencari perhatian dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan jari telunjuknya. Pada umumnya muntah adalah proses kompensasi dari tubuh dalam menanggapi keadaan dari tubuh yang sedang tidak stabil, terutama jika ada benda asing berbahaya atau yang mengiritasi pencernaan atau mengganggu sistem saraf.  Beberapa perubahan aktivitas saluran cerna ketika mual yaitu, hipersalivasi, menurunnya tonus lambung dan peristaltic. Muntah terjadi akibat rangsangan pada pusat muntah didaerah postrema medulla oblongata didasar ventrikel 4.

3.        Tentang Antasida
Deskripsi
- Nama & Struktur Kimia
:
(a) Aluminium Hydroxide (Al(OH)), (b) Magnesia magma, milk of magnesia (MOM), magnesium hydroxide (Mg(OH)2.), (c) Magnesii trisilicas, (d) Magnesii subcarbonas. (e) Aluminum magnesium hydroxide sulfate ((Al 5Mg10(OH)31(SO4)2,xH2O.), (f) Calcii carbonas((CaCO3 ).)
Golongan/Kelas Terapi
Obat Untuk Saluran Cerna
Nama Dagang
- Aludonna
- Aludonna D
- Asidrat
- Biogastron
- Corsamag
- Dexanta
- Di-Gel
- Flatucid
- Gastran
- Gastrinal
- Gastrucid
- Gelusil MPS
- Gestabil
- Gestamax
- Lagesil
- Lambucid
- Lexacrol
- Lexacrol Forte
- Madrox
- Magalat
- Magasida
- Magnidicon
- Magtacid
- Magtral
- Magtral Forte
- Mepromaag
- Mylanta
- Mylanta Forte/Amacon
- Neosanmag
- Neusilin
- Nudramag
- Oskamag
- Plantacid
- Plantacid Forte
- Poloxane
- Progastric
- Promag
- Simeco
- Stomacain
- Stomagel
- Stromag
- Ticomag
- Tri Act
- Ulcid
- Ultilox
- Gelusil
Indikasi
1. Pengobatan hiperasiditas, hiperfosfatemia.
2. Pengobatan jangka pendek konstipasi dan gejala-gejala hiperasiditas, terapi penggantian magnesium. Magnesium hidroksida juga digunakan sebagai bahan tambahan makanan dan suplemen magnesium pada kondisi defisiensi magnesium.
3,4,5. Antasida.
6. Antasida. Kalsium karbonat juga digunakan sebagai supplemen kalsium pada keadaan defisiensi, sebagai tambahan terapi osteoporosis, serta untuk mengobati hiperfosfatemia pada pasien gagal ginjal kronis atau hiperparatiroidisme sekunder yang terkait.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
(a) Antasida:dewasa:oral:600-1200 mg antara waktu makan dan sebelum tidur malam.
(a) Hiperfosfatemia:anak:50-150 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam, titrasi dosis sampai tercapai kadar fosfat dalam rentang normal. Dewasa:dosis awal:300-600 mg 3 kali/hari bersama makanan.
(b) Magnesium hidroksida sebagai antasida diberikan dalam dosis sampai dengan 1 g per oral. Sebagai laksatif osmotik magnesium hidroksida diberikan dengan dosis sekitar 2-5 g per oral.
(c) Dosis sampai dengan sekitar 2 g per oral.
(d) Diberikan dengan dosis hingga 500 mg per oral.
(e) Diberikan dengan dosis sampai dengan 2 g per oral.1 Magaldrate diberikan di antara waktu makan dan malam sebelum tidur
(f) Dosis sebagai antasida biasanya sampai dengan 1,5 g per oral. Kalsium karbonat mengikat posfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan absobsi mengurangi posfat
Farmakologi
(a) Mula kerja obat:laksatif:4-8 jam. Sekitar 30% ion magnesium diserap oleh usus halus. Ekskresi:urin (sampai dengan 30% sebagai ion-ion magnesium yang terabsorpsi); feses (obat yang tidak diabsorpsi). (1,3)
(b) Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCL di lambung dari pada magnesium hidroksida. (c) Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida. Karbon dioksida dapat menyebabkan kembung dan eruktasi/bersendawa. (1)
(d) Kalsium karbonat diubah menjadi kalsium klorida oleh asam lambung. Kalsium karbonat juga mengikat fosfat dalam saluran cerna untuk membentuk komplek yang tidak larut dan mengurangi absorpsi fosfat. Beberapa dari kalsium diabsorpsi dari usus dan bagian yang tidak terabsorpsi diekskresikan melalui feses. (1)
Kontraindikasi
(a) Hipersensitivitas terhadap garam aluminum atau bahan-bahan lain dalam formulasi.
(b) Hipersensitivitas terhadap bahan-bahan dalam formulasi, pasien dengan kolostomi atau ileostomi, obstruksi usus, fecal impaction, gagal ginjal, apendisitis.
(c) Pada pasien yang harus mengontrol asupan sodium (seperti:gagal jantung, hipertensi, gagal ginjal, sirosis, atau kehamilan). (1)
Efek Samping
(a) Gastrointestinal:konstipasi, kram lambung, fecal impaction, mual, muntah, perubahan warna feses (bintik-bintik putih). Endokrin dan metabolisme:hipofosfatemia, hipomagnesemia. (3)
(b) Kardiovaskuler:hipotensi. Endokrin dan metabolisme:hipermagnesemia. Gastrointestinal:diare, kram perut. Neuromuskuler dan skeletal:kelemahan otot. Pernapasan:depresi pernapasan (3)
(c) Kadang-kadang menyebabkan konstipasi, kembung akibat pelepasan karbondioksida pada beberapa pasien. Dosis tinggi dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan hipersekresi lambung dan kembalinya asam (acid rebound). Kalsium karbonat dapat menyebabkan hiperkalsemia, khususnya pada pasien dengan gangguan ginjal atau pada pemberian dengan dosis tinggi. Alkalosis dapat juga terjadi akibat absorpsi ion karbonat (1) Efek samping lain (1-10% paisne) : bengkak, CHF, hipertensi,  takikardi, aritmia, hypotensi, miocardial infark, demam, infeksi,sepsis, perubahan berat badan, asma, sindrom seperti flu,hipergikemi, hipoglikemi, pneumonia, depresi pernafasan.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
(a) Aluminium hidroksida dapat mengurangi absorpsi allopurinol, efek antibiotik (tetrasiklin, kuinolon, beberapa sefalosporin), turunan bifosfonat,kortikosteroid, siklosporin, garam-garam besi, antifungi imidazol,isoniazid, penisilamin, suplemen fosfat, fenitoin, fenotiazin. Absorbsi aluminium hidroksida dapat dikurangi oleh turunan asam sitrat.
(b) Menurunkan absorpsi tetrasiklin, digoksin, garam-garam besi, isoniazid, atau kuinolon.
(c) Kalsium karbonat berinteraksi dengan banyak obat karena mengubah pH asam lambung dan pengosongan lambung dengan pembentukan kompleks yang tidak diabsorpsi.Interaksi dapat diminimalisasi melalui pemberian terpisah kalsium karbonat dari obat lainnya selama 2-3 jam.
- Dengan Makanan : -
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan :
(a) Kategori C. Tidak ada data yang tersedia mengenai efek klinis pada fetus; bukti yang ada saat ini menyatakan aman digunakan selama kehamilan dan menyusui.
(b) Kategori B
- Terhadap Ibu Menyusui : Tidak diketahui.
- Terhadap Anak-anak : Dosis magnesium-aluminium hidroksida 0,5 ml/kg direkomendasikan untuk infant dengan refluks. Berdasarkan monitoring pH intragastrik serial, hasil terbaik diperoleh bila antasida diberikan sebelum dan sesudah asupan formula
- Terhadap Hasil Laboratorium :
(a) Mengurangi kadar fosfat anorganik.
(b) Meningkatkan magnesium; menurunkan protein, kalsium; menurunkan kalium
Parameter Monitoring
Efek terapetik:heartburn:perbaikan gejala-gejala berikut:disfagia, odinofagia, batuk, sakit kerongkongan, nyeri dada nonkardiak, regurgitasi, mual, nafsu makan menurun, indigesti, bersendawa. Efek toksik:konstipasi (terutama akibat garam-garam aluminium dan kalsium) atau diare (terutama akibat garam-garam magnesium); kadar aluminium, kalsium, dan magnesium pada pasien dengan gangguan ginjal berat; sesuai kebutuhan, elektrolit dalam urin, darah dan pH untuk menunjukkan kemungkinan alkalosis.
Bentuk Sediaan
Kaplet 200 mg, Tablet 200 mg, 250 mg, 300 mg, 325 mg, 400 mg; Tablet Kunyah 250 mg, 300 mg, 400 mg, 500 mg; Suspensi 200 mg/5 ml, 250 mg/5 ml, 300 mg/5 ml, 325 mg/5 ml,  400 mg/5 ml. (2)
Peringatan
(a) Hiperfosfatemia dapat terjadi pada pengunaan jangka lama atau dosis besar; intoksikasi aluminium dan osteomalasia dapat terjadi pada pasien dengan uremia. Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan gagal jantung kongesti, gagal ginjal, edema, sirosi diet rendah natrium, serta pada pasien yang baru saja mengalami  perdarahan saluran cerna. Pasien uremia yang tidak menerima dialisis dapat mengalami osteomalasia dan osteoporosis akibat deplesi fosfat.
(b) Hati-hati digunakan pada pasien dengan gangguan ginjal berat (khususnya bila dosis>50 mEq magnesium/hari). Hipermagnesemia dan toksisitas dapat terjadi akibat penurunan klirens ginjal dari magnesium yang diabsorpsi. Penurunan fungsi ginjal (Clcr<30 ml/menit) dapat menyebabkan toksisitas.
Kasus Temuan Dalam Keadaan Khusus
-
Informasi Pasien
(a) Sebaiknya diminum 1-3 jam setelah makan bila digunakan sebagai antasida. Bila digunakan untuk menurunkan kadar fosfat, sebaiknya diminum dalam 20 menit dari saat makan. Setelah minum obat harus diikuti minum air.3 Bentuk sediaan tablet seharusnya dikunyah seluruhnya untuk mencapai efektivitas optimal, namun bentuk sediaan cair/suspensi dipilih terutama untuk ulcer duodenum.
(b)(c)(d)(e)(f)Bentuk sediaan tablet seharusnya dikunyah seluruhnya untuk mencapai efektivitas optimal, namun bentuk sediaan cair/suspensi dipilih terutama untuk ulcer duodenum
Mekanisme Aksi
(a) Menetralkan HCl dalam lambung dengan membentuk garam  Al(Cl)3 dan H2O
(b) Magnesium hidroksida per oral bereaksi relatif cepat dengan HCl dalam lambung membentuk magnesium klorida dan air. Magnesium hidroksida juga mengosongkan usus dengan menyebabkan retensi osmotik cairan yang mengembangkan kolon dengan aktivitas peristaltik yang meningkat.
(c) Bila diberikan secara oral bereaksi lebih lambat dengan HCl di lambung dari pada magnesium hidroksida
(d) Pada pemberian per oral bereaksi dengan asam lambung membentuk magnesium klorida yang larut dan karbondioksida

Antasid tidak dapat mengobati sakitnya kemungkinan karena pemakaian antacid jangka panjang juga karena tingkat keparahan dari penyakit itu sendiri sehingga menyebabkan resistensi antasida.

4.        Karena ketika pasien terlambat makan, kosongnya lambung dan rasa lapar memicu terbentuknya asam lambung yang dapat mengiritasi dinding lambung yang telah erosi atau bahkan terjadi ulkus. Ketika pasien makan maka asam lambung yg dihasilkan terpakai untuk mencerna makanan, dan gejala nyeri akan berkurang. Terutama jika sebelumnya telah mengkonsumsi antacid yang kerjanya menetralkan asam lambung yg terlalu tinggi sehingga asam lambung kembali normal.

==========BERSAMBUNG=======Jiah! Sinetron kalo lah .....

Tidak ada komentar: