Kedua bakteri ini adalah salah satu bakteri yang paling sering muncul pada beberapa kasus infeksi misalnya pada infeksi saluran nafas dan pioderma.
Beberapa hal tentang kedua bakteri tersebut :
a. Staphylococcus
• Bentuk bulat
• Tersusun: bergerombol / tersebar / dua-dua / tetrat
• Tidak membentuk spora
Morfologi koloni
• Koloni bulat, halus, cembung, mengkilat
• Ada yang menghemolisa eritrosit, terutama
S. aureus.
TOKSIN DAN ENZIM
1. Eksotoksin à menyebabkan nekrosa pada kulit
2. Leukosidin à pad S. aureus mampu membunuh leukosit
3. Koagulase à dapat menggumpalkan plasma-sitrat/ oksalat à
gumpalan fibrin pada permukaan sel bakteri. S. aureus (+)
4. Katalase à merubah H2 O2 à H2O + O2
5. Hialuronidase à memecah asam hialuronat (komponen jaringan ikat) dan merupakan faktor penyebaran
6. Stafilokinase à menyebabkan fibrinolisis, tetapi tidak sekuat streptokinase
7. Enzim lain seperti : proteinase, lipase, beta-laktamase
8. Toksin eksfoliatif à menyebabkan desquamasi kulit
9. Sebagian besar S aureus menghasilkan “Toxic shock syndrome toxin-1” (TSST-1) yang mirip dengan enterotoksin F dan eksotoksin Pirogenik C
10. Enterotoksin à ada 6 (A-F)
* dihasilkan oleh hampir 50% S. aureus,
* toksin tahan panas,
* tidak rusak oleh enzim di usus.
* disintesa bila S. aureus tumbuh dalam karbohidrat/ protein
INFEKSI STAPHYLOCOCCUS
►►Dapat terjadi karena kontak langsung dengan luka atau
infeksi setelah terjadi trauma
● Berupa “ pimple”/ abses/ infeksi pada folikel rambut.
● Terjadi keracunan makanan karena enterotoksin
(Inkubasi 1-8 jam dengan gejala :mual, muntah, diare)
● Toxic shock syndrome (TSS)
à demam tinggi mendadak, muntah, diare, mialgia
S. aureus yang menyebabkan TSS dapat diisolasi dari:
vagina, tampon, luka, tenggorok / lainnya (tidak dari darah)
● Infeksi saluran nafas
● Bakteremia
Bila terjadi bakteremia
Endokarditis
Osteomilitis hematogen akut
Meningitis
Infeksi pulmo
TERAPI
Antibiotika gol. Penisilin dan yang lain.
Penisilin yang b-laktamase® : Sefalosporin, Vankomisin, Metisilin (metilisin ® : S. aureus 10-20%; S. epidermisis 75%)
Staphylococcus sudah banyak yang resisten terhadap
Tetrasiklin, Penisilin, Eritromisin
Resistensi dapat disebarkan oleh plasmid atau dengan cara transduksi
Resistensi terhadap penisilin karena :
Mutasi
b-laktamase (dihasilkan oleh 90% S. aureus)
b. Streptococcus
Morfologi dan Identifikasi
Streptococcus terdiri dari 20 spesies, berdasarkan :
* Karakteristik koloni
* Tipe hemolisa pada agar darah
* Reaksi biokimia
* Reaksi spesifik antigen pada dinding sel
Sifat-sifat
Bakteri berbentuk bulat
bersifat Gram positip
tersusun berderet seperti rantai
sebagian bersifat fakultativ anaerob
Kapsul Streptococci :
polisakarida.
asam hialuronat(Sebagian besar Streptococcus grup A,B,C)
Dinding sel Streptococcus mengandung :
* Protein M, T dan R
* Karbohidrat (spesifik untuk grup)
* Peptidoglikan
* Streptococcus grup A mempunyai pili à
♦ yang menembus kapsul
♦ tersusun dari protein M
♦ diselubungi oleh asam teikoat
♦ penting untuk porlekatan pada sel epitel
ANTIGEN UTAMA STREPTOCOCCUS
1. KARBOHIDRAT
Sebagai dasar penggolongan grup (dari gula amino)
Grup A : ramnosa asetil glukosamin
B : ramnosa glukosamin polisakarida
C : ramnosa-N asetilgalaktosamin
D : gliserol asam teikoat mengandung d-alanin dan glukosa
F : glukopiranosil-N-asetilgalaktosamin
2. SUBSTANSI T
à tidak berhubungan dengan virulensi
à tidak tahan asam dan panas.
Antigen permukaan yang lain à protein R
3. PROTEIN M
* Faktor virulensi utama pada S. pyogenes grup A.
* lebih dari 80 tipe protein M.
* ada 2 kelas utama protein M (I dan II)
Antibodi terhadap M I bereaksi silang dengan jaringan otot jantung à merupakan determinan virulensi pada demam rematik
4. NUKLEOPROTEIN
Diperoleh dengan mengekstraksi Streptococcus dengan basa lemah.
Ekstrak tsb juga mengandung substansi P
Patogenesis dan Penyakit
A. Penyakit yang disebabkan oleh invasi S. pyogenes
infeksi cepat menyebar melalui saluran limfa à darah
1. Erysipelas (bila infeksi melalui kulit): pembengkakan kecoklatan dan cepat menyebar
2. Puerperal fever (masuk uterus setelah melahirkanà endometritis àsepticemia
3. Sepsis à karena infeksi streptococcus pada luka / post operasi
B. Infeksi lokal oleh S. pyogenes :
1. Infeksi tenggorokan
Bakteri melekat pada sel epitel faring (asam teikoat X fibronektin) è infeksi telinga tengah à meningitis (anak)
Pada dewasa à infeksi akut, 20% infeksi à asimptomatis
Bila bakteri menghasilkan toksin eritrogenik dan pirogenik A-C à dapat terjadi “scarlet fever rush” (inflamasi, kerusakan jaringan, abses peritonsil, pembengkakan bagian belakang mulutà pernafasan terganggu)
2. Infeksi lokal pada kulit à impetigo
Streptococcus grup A à antigen M tipe 49, 57, 59, 61 dan kemungkinan dapat menyebabkan glomerulonefritis
C. Infeksi endokarditis
1. Endokarditis akut
2. Endokarditis sub akut à
* terjadi pada 30% post cabut gigi (oleh S. viridans)
* 5-10% à oleh enterococci
D. Sindrome “toxic shock”
à shock, bakterimia, kegagalan pernafasan dan organ
à kematian 30%
E. Infeksi lain : Enterococci à ISK
Post infeksi Streptococcus Grup A
1. Glomerulonefritis akut
* Terjadi 3 minggu setelah infeksi streptococcus pada kulit.
* Oleh type M 12, 4, 2, K 49
* Terjadi krn reaksi antigen-AB dan membran glomerulo
2. Demam rematik
* Terjadi kerusakan pada klep dan otot jantung
* Antigen membran strain grup A» otot jantung manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar