Senin, Juni 27, 2011

Ujian OSCE anamnesis mata ceria ...

Catatan, 27 Juni 2011, malam …

Hell, yeah! Besok ujian OSCE anamnesis dan pemeriksaan fisik mata, and what the hell am I doing until now? Not more than nothing -_-“
Oke, mari kita recall kalo gitu, pertama anamnesis dulu …
Pada anamnesis keluhan mata, sama kayak anamnesis pada umumnya, ingatlah terus yang namanya aspek komunikasi, karena aspek ini penting menyangkut kenyamanan pasien nantinya berkeluh kesah kepada kita, kalo komunikasi bagus dan pasien merasa nyaman dengan kepandaian kita menanggapi keluhannya maka informasi yang kita perlukan akan lebih mudah didapat.

Aspek komunikasi :
-          Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri. SKSD juga gak papa ko’, buat pasien merasa akrab dengan kita, kalo kita tiba-tiba duduk didepan pasien trus maen interogasi aja tanpa nyapa, kasih salam, dan memperkenalkan diri, apa kata dunia?? -_-“
-          Mendengarkan secara aktif, tunjukan pada pasien kalo kita tu emang dengerin apa yang dia omongin, catat informasi penting, simak betul-betul, maka pasien akan merasa yakin bahwa kita memang ‘berniat’ dengan suka cita mengobati penyakitnya dan si pasien juga suka cita menyampaikan informasi yang berhubungan dengan keluhannya
-          Pakailah bahasa yang mudah dipahami oleh pasien
-          Jangan memotong pembicaraan pasien terutama jika dia sedang bercerita tentang keluhan yang dia alami, kecuali kalo si pasien dah ngomong ngalor ngidul sampai curhat masalah rumah tangga, pekerjaan, dan keadaan politik Negara kita barulah kita terindikasi untuk ‘mengembalikan’ jalur pembicaraan kearah yang normal
-          Kontak mata dengan pasien, kontak mata akan membuat pasien merasa apa yang disampaikannya didengar, kalo kita gak kontak mata sama pasien memang sih kita masih bisa nyimak tapi gimana perasaan pasien, dia akan merasa kalo dokter yang ada didepannya adalah dokter yang sangat tidak empati dengan penderitaannya. Well, kontak mata disini maksudnya adalah kontak mata sewajarnya, bukannya main pelototin pasien dan terdiam seperti memandang model iklan shampoo yang habis mandi. Kita bisa melepaskan kontak mata sesaat ketika menulis dan sebagainya.
-          Menunjukan empati, empati disini maksudnya kita tunjukan pada pasien kalo kita tu bisa juga merasakan penderitaan dari pasien itu. Misalnya ketika pasien bilang “Ini dok, mata saya perih banget”, sambil kita catat informasi itu di catatan, kita jawab ke pasien “Oh, gitu ya pak, iya pasti sangat mengganggu ya pak, saya juga dulu pernah nyeri seperti itu, memang rasanya kurang enak, jadi sejak kapan mata bapak terasa nyeri?” tapi kalo berempati usahakan emang jujur, gak usah bohong, masa pas pasien cerita “dok, kata dokter sebelah saya kena HIV dok, aduh saya frustasi nih dok” … trus si dokter berpura-pura empati, sambil manggut-manggut jawab “Oh gitu ya mas, iya emang kalo kita kena HIV tu rasanya frustasi banget, saya juga dulu pernah kena HIV dan memang sangat depresi sekali, jadi sejak kapan HIV nya” krik krik krik … si dokternya yang o’on atau ….

Yang kedua dan inti dari segala inti kenapa kita disini mencari sesuap predikat lulus dalam OSCE, yaitu … Aspek Anamnesis.
Aspek Anamnesis :
-          Menanyakan identitas pasien. Pada saat pembelajaran di dunia perkuliahan kedokteran (bahasanya beribet banget sih) kita sangat wajib melakukan yang satu ini, nantinya kalo di praktek nyata, akan ada bermacam cara buat kita tahu identitas pasien, bisa aja kita sudah dapat data beliau dari seorang perawat, jadi bagian ini gak dilakukan lagi, tapi untuk ujian OSCE, apapun alasan, identitas pasien wajib ditanya. Hal yang ditanya biasanya adalah nama, alamat (mungkin aja lingkungan tempat tinggal ada hubungannya nantinya dengan keluhan beliau, di pinggir jalan mungkin, daerah endemic mungkin), pekerjaan (beberapa pekerjaan dapat menimbulkan penyakit tertentu, misalnya kerjanya di pabrik bahan kimia bisa kena radiasi atau iritasi kulit, kerjanya depan komputer mulu, orangnya hipertensi karena kurang gerak dan olahraga, kerjanya PSK mungkin, who knows), usia (faktor risiko), jenis kelamin (dicatat di status, tapi keterlaluan kalo yang beginian sampai ditanya kepasien, mukanya bakal mesem), beberapa hal juga ada yang boleh ditanyakan jika memang sangat diperlukan, misalnya agama (kita bisa nebak dari penampilan atau namanya, tapi kalo agama sangat penting untuk terapi, misalnya nantinya kita akan mengusulkan saran diet sehat untuk pasien dan kita takut salah bikin karena kendala agama, it’s ok untuk ditanya dengan baik-baik ke pasien, kalo perlu dijelasin alasan kita, tapi untuk ujian OSCE, yang diatas aja udah cukup)
Ilustrasi :
Dokter dan pasien salaman
Dokter : Pagi bapak, kenalkan nama saya Andi, saya yang akan membantu bapak. Sebelumnya boleh tahu nama bapak siapa?
Pasien : Udin, dok
Dokter : Udin ya … Umurnya berapa bapak?
Pasien : 50 tahun dok
Dokter : sekarang bapak tinggal dimana?
Pasien : Saya tinggal di komplek melati dok
Dokter : (dokter mengingat dimana itu komplek melati, keadaan lingkungan disana apakah sehat, atau kah berpolusi, ternyata komplek melati adalah perumahan elit, si dokter nyengir, ehkhhh *yang terakhir becanda XD) Oh gitu ya pak, tinggalnya sekarang dengan siapa aja?
Pasien : sama anak dok, berdua aja
Dokter : pekerjaannya apa ya bapak?
Pasien : Kalo sekarang saya lebih sering dirumah, udah mau pensiun dan dilarang sama anak saya kerja capek, dulunya saya kerja sebagai dosen ekonomi dok
Dokter : Ohhhh … baik kalo gitu, jadi apa yang membawa bapak kemari?
Bla blab la … dan seterusnya …..

Nah kalo di tempat praktik nantinya kamu menyediakan sebuah tempat registrasi buat identitas, pas ketemu pasien baiknya kamu tanya ulang untuk konfirmasi, takutnya pasiennya ketuker, catatannya jadi kacau, identitas disini juga membantu pasien merasa akrab dengan dokter. Ntar pasiennya bingung sama dokternya yang main tebak langsung sok tau.
Ilustrasi
Dokter : Siang bapak, silakan duduk, saya Andi. Pasti dengan bapak udin ya *sambil main tunjuk
Pasien : *bingung, manggut, “Iya dok, saya udin”
Dokter : Wah, umur bapak 50 tahun kan ya, yang tinggal di komplek melati perumahan elit itu. yang udah pensiun jadi dosen dan tinggal sama anaknya disana
Pasien : manggut-manggut speechless
Dokter : Jadi keluhan bapak kemari apa pak
Pasien : diem bentar … “Lha, coba dokter tebak, apa hayo … tebak hayo …..” pasien balas tunjuk sambil loncat-loncat, trus kayang, trus nungging, trus buka baju … *stress -_-
Dokter : mana saya tahu …
Pasien : Saya kirain tadi dokter cenayang … *krik krik krik ….

-          Menanyakan keluhan utama. Ini adalah lanjutan yang diatas. Kita bisa menanyakan yang satu ini dengan berbagai macam penyampaian pertanyaan, sebaik mungkin, sejelas mungkin, semudah mungkin untuk dimengerti. Misalnya “Jadi, keluhan bapak apa?” atau “Jadi apa tujuan bapak datang kesini?” bisa juga “Jadi apa yang membawa bapak kemari?” gak perlu pake kalimat setinggi langit kayak “Jadi apa intuisi bapak sehingga menemui saya dan bertatap muka saat ini dengan saya dengan harapan akan sebuah bantuan dari sebuah kesulitan yang bapak tidak pahami apa esensinya sehingga saya dengan senang hati akan berusaha dengan seluruh hati nurani saya mencarikan jalan keluar atas semuanya”, pasien bakal meneteskan keringat, dijamin deh!
Kalo ujian OSCE sih kadang enak soalnya pasiennya ya temen kita sendiri yang notabene paham dengan bahasa kita, misalnya kita tanya “Apa yang membawa ibu kesini?” lalu si temen dengan gaya ngucek mata ngomong “Gini dok, mata saya berair, gak enak banget lengket-lengket gitu”. Kita bakal manggut-manggut nyatat keluhan utama sambil nyengir dalam hati karena dengan sok tau nya telah menangkap satu diagnosa yaitu konjungtivitis. Lha, kalo pas praktek beneran, datanglah seorang petani gandum di sebuah desa yang makmur (btw, gandum kan gak tumbuh di Indonesia ya?) ganti petani singkong, datang ke kita sambil ngucek-ngucek mata. Dokter tanya “Jadi apa yang membawa bapak kemari?”, si pasien terdiam sesaat sambil dalam hati berpikir, kok ni dokter pengen tau aja sih, si pasien kemudian jawab “Becak dok!” hening ……..

-          Selanjutnya setelah didapat keluhan utama dari pasien, saatnya kita melakukan penggalian. Penggalian pertama adalah tentang riwayat penyakit sekarang, atau riwayat dari penyakit yang dikeluhkannya saat itu.
Secara umum, ada lima keluhan utama yang kemungkinan besar akan disampaikan oleh pasien ke dokter. Penglihatan kabur, mata merah, mata berair, penglihatan ganda, dan mata nyeri. Semuanya itu harus kita gali betul-betul untuk mendapatkan diagnose banding dari pasien.
Penurunan penglihatan : Hal yang perlu ditanya adalah, onset (sejak kapan?), sifat muncul (Apakah mendadak atau perlahan), apakah dikedua mata atau salah satu saja, kalo salah satu mata bagian mana yang terkena, apakah diikuti dengan mata nyeri, diikuti dengan mata merah, disertai dengan penglihatan berbayang, adakah riwayat trauma sebelumnya misalnya pernah jatuh ditangga, kepala terbentur, kecelakaan lalu lintas, matanya terbentur sesuatu, bahkan mungkin trauma yang kadang tidak terlalu dihiraukan pasien kayak kemasukan serangga harus juga diperhatikan. Nah ketika pasien menjawab bahwa keluhannya diikuti dengan nyeri juga, atau mata memerah juga maka penggalian dilanjutkan ke aspek itu, kalo ternyata tidak ada keluhan tambahan maka bisa diteruskan ke step selanjutnya.
Mata merah : Onset (Kapan pertama kali muncul? Baru aja atau dah tahunan), apakah di satu mata aja atau dikedua mata?, apakah disertai dengan produksi cairan? Kalo iya, cari tahu cairan macam apa itu, apakah encer, seros, mukoid, purulen, warnanya juga ditanya, disertai penurunan penglihatan atau tidak?, mata nyeri atau tidak?, ada penglihatan berganda atau tidak?. Sekali lagi, ketika aspek utama berhubungan dengan aspek lain maka aspek lain itupun harus selesai digali, tapi nanyanya gak perlu diulang-ulang dengan membolak-balik kata, tar pasien jadi kebingungan sendiri jawabnya.
Penglihatan ganda (diplopia) : Onset (sejak kapan), apakah dikedua mata atau salah satu aja?, apakah ada kedutan juga? Kalo ada sejak kapan? Apakah bersama dengan munculnya diplopia atau kedutannya sudah lama, apakah ada mata merah juga? Adakah nyeri juga? Penurunan visus?
Mata berair : Onset, sifat cairan yang keluar apakah kental atau encer (seros, mucus, purulen), warnanya. Adakah mata merah? Nyeri atau rasa tidak nyaman pada mata? Salah satu atau kedua mata yang terkena?
Nyeri mata : Onset, mata yang dikenai apakah keduanya (bilateral) atau salah satu saja (unilateral), tingkat keparahan apakah progresif atau seperti itu itu saja, gejala penyerta (mual, muntah, aura, cahaya kelap-kelip), mata merah? Mata berair? Penglihatan menurun? Berbayang?

-          Step selanjutnya setelah puas menggali riwayat penyakit sekarang, lanjut ke riwayat penyakit keluarga. Apakah ada keluarga yang terkena atau mengeluh hal yang sama? Penyakit infeksi lain yang baru-baru ini si pasien terpapar
-          Selanjutnya cari tahu riwayat penyakit dahulu, ada atau tidak penyakit sistemik kayak diabetes, hipertensi, dan yang lainnya. Riwayat pengobatan juga, adakah riwayat menggunakan obat-obatan tertentu secara topical atau sistemik, adakah riwayat pemakaian steroid, riwayat alergi juga dicek, ada penyakit asma atau bronchitis akut, sebelumnya apakah pernah sakit misalnya infeksi telinga tengah.
-          Terakhir, buatlah resume dari anamnesis anda. Ini adalah bagian yang cukup vital dari anamnesis, beberapa dosen (dan memang benar) beranggapan bahwa seharusnya setelah resume, si dokter seharusnya bisa memberikan option dari diagnose banding yang tepat, kalo semua pilihan penyakit tidak berhubungan dan tidak sesuai, errrrr …….. Jadi kasus-kasus ane perlu baca banyak nih …. Ha X( #Nangis #NgaisTanah

Beberapa Diagnosis banding yang mungkin muncul sebagai kasus buat OSCE :
-          Mata merah dengan penglihatan normal
a.       Pinguekula
b.      Episkleritis
c.       Konjungtivitis
-          Mata merah dengan penglihatan menurun mendadak
a.       Keratitis
b.      Ulkus kornea
c.       Glaukoma akut
d.      Uveitis
e.      Endoftalmus
-          Visus turun mendadak, namun mata tidak merah
a.       Neuritis optic
b.      Migren
c.       Ablasi retina
-          Visus turun perlahan, mata tidak merah
a.       Katarak
b.      Glaukoma
c.       Retinopati
-          Strabismus
a.       Diplopia
b.      Ekstropia

Tidak ada komentar: