Sabtu, April 09, 2011

Gangguan fungsi Luhur



Gangguan lobus frontal

1. presentral gyrus: monophlegi atau hemiphlegia
2. area Brocca disfasia
3. suplementari motor area : paralysis kepala dan gerakan bola mata berlawanan arah lesi, sehingga kepala dan mata kearah lesi hemisfer
4. area prefrontal: kerusakan sering bilateral karean gangguan aneurisma a.communican anterior, mengakibatkan gangguan tingkab laku / kehilangan inhibisi.
Ada 3 sindroma prefrontal :
- Sindroma orbitofrontal : disinhibisi. fungsi menilai jelek, emosi labil.
- Sindroma frontal konveksitas : apati. indiferens. pikiran abstrak.
- Sindroma frontal medial: akineti, inkontinen, sparse verbal output
5. Lobulus parasentral : inkontinentia urin at alvi.


Gangguan lobus parietal
1. gangguan korteks sensoris dominan / non - dominan menyebabkan kelainan sensori kortikal berupa gangguan : sensasi postural, gerakan pasif, lokalisasi akurat raba halus, " two points discrimination", astereognosia," sensory inattention"
2. gyrus angularis dan supramarginal : aphasia Wernicke's
3. lobus non - dominan : anosognosia (denies), dressing apraksia, geografikal agnosia, konstruksional apraksia.
4. lobus dominan : Gerstsman sindroma : left & right disorientasi, finger agnosia, akalkuli dan agrafia.
5. gangguan radiasio optika : homonim kuadrananopsi bawah.


Gangguan lobus Temporal
1. kortek auditori : tuli kortikal. Lobus dominan ketulian untuk mendengar pembicaraan atau amusia pada lobus non - dominan
2. gyrus temporal media & infrior : gangguan memori / belajar
3. kerusakan lobus limbic : halusinasi olfaktori seperti pada bangkitan parsia komplek. Agresif / kelakuan antisosisal, tidak mampu untuk menjaga memori baru.
4. kerusakan radiasio optika : hemianopsi homonim kuadranopia bagian atas.


Gangguan fungsi lobus occipital
Lesi Kortikal
Lesi kortikal memberikan gejala homonim dengan / tanpa kelainan macula. Bila hanya kutub occipital terkena maka kelainan macula dengan penglihatan perifer normal. Buta kortikal : Karena lesi kortikal yang luas, reflek pupil normal & persepsi cahaya (- ). Anton's sindroma : Kerusakan striata dan para striata menyebabkan kelainan interpretasi visual. Pasien tidak sadar buta dan menyangkal. Karena kelainan arteri cerebri posterior, juga dapat mengikuti hipoksia & hipertensi ensefalopati.
Balin sindroma : tidak bisa melirikkan mata volunteer disertai visual agnosia, karena lesi parieto-occipital bilateral.

Halusinasi visual
Halusinasi karena lesi occipital biasanya sederhana, tampak sebagai pola (zigzag, kilatan) dan mengisi lapangan hemianopsi, sedang halusinasi karena lobus temporal berupa bentuk komplek clan mengisi seluruh lapang pandang.
Ilusi visual : distoris bentuk, hilangnya warna, makropsia / mikrosia, sering pada lesi

non - dominan.
Prosopagnosia : pasien mengenal wajah orang tidak bisa menyebutkan namanya. Pendekatan diagnosa dysphasia Dengarkan isi dan kelancaran bahasa, amati dengan perintah sederhana sampai
komplek Penilaian ditujukan pada : bicara spontan, penamaan, pengulangan, baca dan tulis.
Brocca dysphasia : bicara tak lancar, tertahan, pengertian baik.
Wernicke dysphasia: pengertian terganggu, bicara lancar tapi tak bearti, neologisme, paraphrasia, tulisan jelek.
Global dysphasia : bicara tak lancar, pengertian jelek.
Area reseptif dan ekspresi dihubungkan melalui fasikulus arkuata untuk menjalankan fungsi intergrasi.
Dysphasia adalah kelainan dapatan yang ditandai dengan hilangnya kemampuan produksi atau pengertian terhadap pembicara dan/tulisan karena kerusakan otak sekunder.

sumber :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1992/1/bedah-iskandar%20japardi60.pdf

GANGGUAN FUNGSI LUHUR
Dr. ISKANDAR JAPARDI
Bagian Bedah
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

Tidak ada komentar: