Siringohidromielia didefinisikan sebagai suatu kavitasi tubuler berisi cairan di dalam sum-sum tulang belakang. Siringomielia dapat merupakan segala macam kista termasuk kista pascatrauma yang berisi cairan likuor, kista akibat abnormalitas bawaan daerah kranio-vertebra, atau kista tumor-tumor intramedular. Hidromielia adalah terminology dari kavitas intrameduler yang merupakan pelebaran dari kanalis sentralis, dindingnya adalah lapisan ependim, dan mengandung cairan yang identik dengan likuor.
Siringobulbi, sebutan bagi kasus yang kavitasnya meluas sampai ke batang otak
Akumulasi cairan didalam medulla spinalis sendiri adalah bukan merupakan suatu manifestasi primer dari penyakit, Ia merupakan proses sekunder dengan mekanisme yang bervariasi satu penyakit dengan lainnya. Klasifikasi yang saat ini dipakai secara umum dalam kepentingan klinis adalah siringomielia komunikans dan non-komunikans. Kavitas yang berisi cairan mirip dengan likuor disebut dengan siringomielia komunikans (siringohidromielia), dan kerap berkaitan dengan malformasi Chiari atau disgrafisme spinal okulta. Sedangkan yang berisi cairan pekat yang protein kaseosa, yang merupakan proses sekunder dari neoplasma, anomaly vaskuler, arakhnoiditas, dan trauma, diistilahkan sebagai siringomielia non-komunikans. Gejala klinisnya hampir streotipe satu sama lain, yaitu hilangnya sensasi nyeri dan suhu pada daerah lengan atau dada, menurunnya refleks tendon dan spastisitas anggota gerak bawah. Biasanya berlangsung secara gradual dan kemudian berlanjut dengan terjadinya skoliosis, diestesia, dan atrofi otot-otot lengan. Diagnostik terpilih adalah scan resonansi magnetic (MRI) dan operasi ditujukan bagi kasus-kasus dengan gejala klinis berat atau progresif.
Penanganan Siringo(hidro)mielia
Dekompresi. Untuk melancarkan kembali aliran likuor didasari oleh asumsi bahwa hampir semua siringomielia mengalami obstruksi parsial pada rongga subarachnoid baik yang diakibatkan oleh proses intradural atau ekstradural. Perkecualian dari asumsi ini mungkin adalah pada kasus-kasus siringomielia congenital yang disertai herniasi berat dari otak bagian bawah belakang. Kebanyakan pasien dengan herniasi dan abnormalitas di daerah perbatasan kraniovertebral ditangani dengan melakukan perluasan foramen magnum dan dekompresi dural atau intradural. Pada pasien-pasien dengan plastibasia atau abnormalitas odontoid lainnya dilakukan dengan pendekatan dari anterior. Mekanisme restorasi aliran likuor didalam rongga arakhnoid untuk menghilangkan kista intramedular masih belum dipahami secara terperinci, namun tindakan ini cukup efektif.
Pada kasus siringomielia pascatrauma dimana terdapat terdapat skar fokal pada arakhnoidnya juga didekompresi dengan melakukan laminektomi diatas daerah tersebut, melepaskan perlekatan-perlekatan intradural yang ada dan ekspansi dura untuk melancarkan likuor didaerah yang ada konstriksi lapisan arakhnoidnya.
Biasanya tindakan operasi pintas dilakukan hanya pada situasi-situasi tertentu seperti pada kasus dimana tindakan dekompresi sudah tidak efektif lagi atau gagal dan pasien-pasien siringomielia pasca inflamasi.
1 komentar:
Case ini sama seperti saya tumbuh kista dari T4 s/d T12 udah dilakukan operasi 2x tapi tetap tidak berhasil, ada punya saran? Share me at coretotigo@yahoo.com
Posting Komentar