Sabtu, April 09, 2011

Salahkukah?



Lucu .... Aku putus asa ......
Iya aku putus asa ....
Aku melepas satu persatu tanggung jawab yang kupikir nantinya takkan sanggup kupikul dengan keadaanku seperti ini ....
Lalu ternyata cahaya itu penting

Aku menyukai lilin
Aku menyukai kegelapan
Ketika kegelapan datang, aku akan hidupkan lilin dan menghabiskan waktu berjam-jam untuk menatapnya
Tapi, aku sadar, ternyata cahaya itu juga penting

Aku mencoba memberanikan diri keluar dari imajinasiku didepan lilin, meniupnya, menatap asapnya lalu menghidupkan lampu ....

Aku menghidupkan kembali apa yang mati dan sengaja aku matikan
Sakit didalam sini ... Aku benar-benar kehilangan eksistensimu dan aku masih putus asa hingga sekarang
Tapi aku tak mau merusak semuanya
Biar yang ada itu retak, meski dilem gimanapun retaknya gak bakal hilang, aku akan menjaga kristal retak itu agar tidak pecah ... Sedih melihatnya retak tapi aku gak akan sanggup melihatnya pecah ...
Aku harus buka mata, dan membiarkan cahaya masuk dalam hidupku

Banyak hal yang kubenci karena menyakitkan
Tapi satu yang paling menyakitkan
Kehilangan eksistensimu
Tapi haruskah aku bertingkah dan membuat eksistensimu sebagai teman juga hilang?
Biarlah , biarlah disini kuanggap kau adalah seseorang yang sangat jauh disana yang sudah berbulan-bulan tidak kutemui
Biarlah, biarlah yang kutemui besok dan besoknya lagi adalah orang lain .. seorang teman
Aku kecewa, iya aku kecewa
Maaf aku mencampuri hidupmu terlalu jauh, sekarang aku benar-benar merasa telah menjadi antagonis, memang semuanya salahku telah bersikap keterlaluan, tapi aku terpuruk, aku tidak bisa terus menebak, aku gak tahu apa-apa .... tolong katakan sesuatu maka aku akan diam .....

Aku mencoba berani, aku membuka mataku, berhenti melakukan hal-hal sia-sia, tapi aku tak bisa sepenuhnya keluar dari semua ini..... Aku mencoba melihat mencari tahu, dan ketika aku lihat wajah itu, bukannya aku marah aku justru merasa bersalah ... Aku merasa bersalah pada kalian berdua , just that!
Tapi aku hanya berusaha melakukan hal yang kupikir bisa membuatmu senang, aku hanya memohon agar seseorang mengerti keadaanku, dan aku sadar gak akan ada yang bisa.... semuanya menjadi kacau! Apakah itu salahku?

Aku hanya membutuhkan eksistensimu, tidak lebih ...
Katakan sesuatu, itu sudah cukup
Aku tidak akan berhenti bukan karena aku jahat tapi karena aku gak tahu apapun
Semuanya, kemungkinan itu sudah ada dikepalaku, tapi aku tidak bisa melakukan apapun selain terus-menerus menggonggong seperti anjing sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi .....

Keberadaanku disini sekarang untuk apa?

Aku punya alasan tetap ada disini ketika kau membutuhkanku
Sekarang, ketika aku tidak dibutuhkan lagi, untuk apa leberadaanku disini?
Aku punya alasan untuk menghiburmu ketika kau telah terpuruk
Sekarang hidupku sendiripun telah terpuruk, bagaimana bisa aku melakukan sesuatu....

Apa aku harus bilang aku salah ..... Melakukan hal yang salah
Jadi semua ini salahku?

Aku menerima semuanya dengan sukarela
Even. aku harusnya bersyukur Tuhan telah mengirimkan aku sahabat-sahabat yang memahami aku, meski disaat yang sama dengan hebatnya Tuhan menurunkan sisi-sisi yang begitu menyakitkan dari orang yang sama ... Dan keadaan membuat semuanya seperti kesalahanku ....

Jadi ini semua salahku?
Baiklah ... Ini salahku?
Lalu apa yang bisa kulakukan
Aku bahkan tak pernah bermimpi untuk berada disini, kesakitan mengerang seperti orang sekarat, ada sesuatu disini yang menggedor-gedor minta keluar ...
Sekarang semua kacau adalah salahku?
Iya, baiklah ...

Tapi, salahkukah aku jatuh begitu dalam hingga sekarang terdampar disini sendirian?
Salahkukah aku berusaha bertahan hidup dengan terus terusan mencari sumber cahaya matahari, yaitu kau?
Salahkukah aku berusaha mencari seorang teman yang bisa menemani malam-malamku yang sepi, rembulan, yaitu juga kau?
Salahkukah berada disini dan mengira aku bisa membutuhkanmu kapanpun aku perlu?
Salahkukah aku berada disini kehabisan nafas?
Salahkukah memiliki kekurangan, cacat besar yang aku sendiri tak bisa kendalikan?
Salahkukah semuanya?
Salahkukah dilahirkan dan berada disini?
Salahkukah masuk ke Fakultas Kedokteran dan bertemu denganmu?
Salahkukah membuatmu merasa kau tak sanggup kehilanganku?
Salahkukah membuatmu mencintaiku?
Salahkukah terlalu membutuhkanmu seperti tubuh ini memerlukan air?
Salahkukah sekarang aku tidak bisa hidup tanpamu?

Aku perusak .. Iya memang aku mengacaukan segalanya, aku mengerti
Tapi apakah itu salahku?
Baiklah itu salahku....
Maaf!
Aku meminta maaf dengan tulus .....
Dan kau harus tahu satu hal ... Undangan itu masih berlaku ...
Masih ada lilin yang harus ditiup
Masih ada kue yang harus dipotong
Masih ada kado yang harus dibuka
Even setelah kotak kado itu berdebu karena kau tak juga muncul
Even setelah kue yang kubuat itu membusuk di dalam kulkas
Even setelah lilin-lilin kecil berwarna itu mulai rapuh
Aku akan meniup dan membersihkan kotak kado itu setiap hari
Aku akan melihat kue itu dan jika sudah membusuk aku akan buat yang baru dan membuang itu (tidak, mungkin akan kuberikan juga, sayang dibuang, at least aku tahu brownies kukus yang digarnis dengan coklat di seluruh permukaannya akan awet lebih dari seminggu didalam kulkas dan tentu saja masih enak), jikapun ternyata kuenya gak ada, aku beli ....
Aku akan menjaga lilin itu agar tetap utuh dan jika memang harus rusak aku akan beli lilin yang baru
Selama apapun ia menunggu
Sebelum ada lilin yang ditiup dan kue yang dipotong, maka semuanya akan seperti itu ....

Apakah itu sebuah kesalahan
Iya, memang itu sebuah kesalahan karena sekarang itu membuat semuanya kacau!

Iya ini salahku
Maaf!
Aku meminta maaf dengan tulus ........................
Atas retakan yang kubuat dipermukaan kaca yang bersih dan halus
Atas retakan yang kubuat dalam hidupmu
Atas retakan yang kubuat dalam hubungan kalian
Awalnya aku merasa itu bukan salahku karena kaca miliku telah hancur berkeping-keping
Tapi memang ternyata itu salahku.....
Maaf aku tak bisa membantu apa-apa
Aku hanya tertunduk, layu, memungut semua serpihan kacaku yang telah remuk, berusaha menyusunnya kembali, meski mustahil ........ Namun tak seharusnya aku memecahkan kaca-kaca yang lain

Semuanya semata-mata kulakukan karena ketidaktahuanku akan keadaan yang terjadi dan keputusasaan yang sekarang mengguncangku ...... Maaf!

Tidak ada sedikitpun niatku untuk membuatmu tertekan karena aku tahu betapa tertekannya kau sekarang
Aku tidak akan mungkin membiarkan diriku kehilanganmu oleh karena tingkahku
Tapi aku tak pernah mengerti dan tahu apa yang sedang aku lakukan
Katakan sesuatu biar aku tahu, itu saja sudah cukup!

Kaca-kaca itu, andai bisa aku menyulapnya kembali ke bentuk semula !
Akupun hanyalah kaca, dan aku hancur berkeping-keping .. Bahkan orang-orang yang menyentuhku untuk membantuku akan terluka olehnya ... Mungkin salahku berada disini dan hancur menjadi serpihan .....

MAAF!!!


Aku disini hanyalah remah kaca kecil, aku bukan ancaman, tidak ada alasan kau ataupun dia takut akan keberadaanku ... Karena disini, aku hanya remah kaca kecil yang tidak bisa apa-apa dan tidak akan melakukan apa-apa ...... Tidak akan ada yang direbut disini, karena tidak ada benda disini, semuanya manusia, juga tidak ada anjing disini, tidak ada monyet, semuanya manusia ..... Aku memang pantas dibenci atas apa yang selama ini kulakukan, tapi aku tetap merasa gak adil jika harus diperlakukan seperti ini ..... Keberadaanku disini adalah sebagai teman, lalu haruskah aku mengemis ... Jika iya katakan iya, jika tidak katakan tidak, bukan malah diam .... Keberadaanku disini hanya sebagai remah kaca kecil yang tidak bisa apa-apa, hanya seorang teman, haruskan aku kembali ke hidup lamaku? Terpuruk sendirian dalam alur yang paradoks ........ Jadi apa yang sebenarnya ditakutkan?

Aku memang mencintaimu, tapi apakah lantas aku harus merebutmu? Tidak, aku hanya membutuhkan eksistensimu saat aku perlu ...
Apakah lantas kau harus terus disampingku? Iya, aku ingin itu, tapi aku tidak menuntut itu sama sekali, sakit rasanya tapi aku sadar batasan hak ku ...

Jadi apa yang sebenarnya ditakutkan?

Atas eksistensiku selama ini

MAAF!
Aku meminta maaf dengan tulus ....................

Tidak ada komentar: